kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca dagang Februari surplus, begini kata ekonom


Senin, 16 Maret 2020 / 19:43 WIB
Neraca dagang Februari surplus, begini kata ekonom
ILUSTRASI. ilustrasi ekspor impor. KONTAN/Muradi/2016/05/19


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca dagang Indonesia pada Februari 2020 mengalami surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca dagang Februari sebesar US$ 2,34 miliar.

Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti, surplus neraca dagang ini disebabkan oleh impor yang turun cukup signifikan dan ekspor yang meningkat.

Baca Juga: BPS catat Impor bulan Februari 2020 turun 18,69%

Secara rinci, BPS mencatat nilai ekspor pada bulan Februari 2020 mencapai US$ 13,94 miliar atau naik 2,24% mom dan secara tahunan ini juga naik 11,0% yoy. 
Sementara itu, nilai impor pada bulan lalu mencapai US$ 11,06 miliar atau turun 18,69% mom dan bila dibandingkan dengan Februari tahun lalu, nilai impor juga tercatat turun 5,11% yoy.

Menurut Peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi, peningkatan ekspor pada bulan Februari dibantu oleh masih ada peningkatan ekspor non minyak dan gas (non migas) ke negara-negara ASEAN, khususnya Singapura, Malaysia, dan Thailand.

"Di tengah ekspor ke negara China yang turun banyak, serta ekspor ke negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang yang sedikit turun," kata Eric kepada Kontan.co.id, Senin (16/3).

Akan tetapi, Eric melihat peningkatan ekspor ini hanya bersifat sementara. Ini disebabkan oleh pada Februari wabah tersebut belum mewabah secara masif ke Uni Eropa, Amerika Serikat, serta Jepang dan Singapura.

Untuk itu, ia memprediksi bahwa ekspor berpotensi menurun di bulan Maret 2020 akibat wabah corona yang meluas ke negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia tersebut.

Sementara dari impor, terlihat impor bahan baku turun sebesar 15,89% mom menjadi US$ 8,89 miliar. Seperti yang diketahui, bahan baku memegang porsi terbesar dari total impor Februari 2020, atau sebesar 76,63% nya.

Penurunan impor bahan baku ini dilihat Eric lebih karena adanya gangguan dari sisi ketersediaan barang dan bukan dari penurunan permintaan impor bahan baku dari Indonesia.

"Jadi gangguan di supply chain. Penurunan impor dari China dan berkaitan dengan berhentinya kegiatan produksi dari banyak industri di China karena wabah Covid-19," tambah Eric.

Untuk selanjutnya Eric memperkirakan bahwa neraca perdagangan pada Maret 2020 berpotensi mengalami defisit. Salah satunya disebabkan oleh penyebaran masif virus ke negara-negara mitra dagang Indonesia pada bulan ini.

Baca Juga: Ada wabah corona, nilai impor dari China turun US$ 1,95 miliar

Kabar baiknya, Eric memandang ada potensi neraca dagang Indonesia bisa mengalami surplus di tahun ini meski tidak sebesar surplus pada tahun sebelumnya. Namun, ini dengan catatan bahwa wabah bisa dihentikan di kuartal II.

"Selain itu ini juga akan tergantung seberapa cepat wabah Corona bisa dihentikan di negara-negara tujuan ekspor Indonesia dan sejauh mana wabah ini terjadi di Indonesia," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×