kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.295   13,00   0,08%
  • IDX 7.179   38,11   0,53%
  • KOMPAS100 1.031   5,07   0,49%
  • LQ45 784   4,64   0,60%
  • ISSI 235   1,24   0,53%
  • IDX30 405   2,51   0,62%
  • IDXHIDIV20 466   3,43   0,74%
  • IDX80 116   0,71   0,62%
  • IDXV30 118   1,37   1,17%
  • IDXQ30 129   0,69   0,53%

Negara Maju, Berkembang, dan Miskin Berpotensi Terimbas Perlambatan Ekonomi


Rabu, 10 Januari 2024 / 20:32 WIB
Negara Maju, Berkembang, dan Miskin Berpotensi Terimbas Perlambatan Ekonomi
ILUSTRASI. Bank Dunia mengingatkan, prospek pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2024 akan gelap. REUTERS/Johannes P. Christo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia mengingatkan, prospek pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2024 akan gelap. 

Dalam laporan Global Economic Prospect edisi Januari 2024, Bank Dunia menyebut, negara miskin, negara berkembang, hingga negara maju, tak akan luput dari potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. 

Bank Dunia menghitung, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini akan melambat ke 2,4% secara tahunan alias year on year (YoY), setelah hanya mampu tumbuh 2,6% YoY pada tahun 2023. 

Bahkan, Bank Dunia menyebut, potensi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hampir tiga perempat persen poin di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010-an. 

Baca Juga: Sektor Ritel Diprediksi akan Tumbuh Positif Hingga Semester I-2024

Negara-negara berkembang pada tahun 2024 diyakini hanya tumbuh sebesar 3,9% YoY, atau turun lebih dari satu persen poin dari rata-rata pertumbuhan pada dekade sebelumnya. 

Sedangkan negara berpenghasilan rendah diyakini tumbuh 5,5% YoY. Ini lebih lemah dari perkiraan pertumbuhan pada sebelumnya. 

Bahkan, Bank Dunia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pada akhir 2024, satu dari empat negara berkembang dan sekitar 40% negara berpendapatan rendah berpotensi jadi lebih miskin dibandingkan kondisi pra Covid-19. 

Sedangkan untuk negara maju, lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan akan menjadi 1,2% YoY pada tahun ini, atau melambat dari capaian 1,5% YoY pada tahun 2023. 

Kepala Ekonom sekaligus Wakil Presiden Senior Grup Bank dunia Indermit Gill mengungkapkan, tanpa inovasi besar-besaran, maka dekade ini akan menjadi sia-sia. 

“Tanpa adanya koreksi besar-besaran, tahun 2020-an akan menjadi dekade dengan peluang yang terbuang sia-sia,” terang Gill dalam laporan yang terbit Selasa (9/1) waktu setempat. 

Pertumbuhan jangka pendek akan tetap lemah, bahkan banyak negara berkembang, terutama negara miskin, yang terjebak dalam peringkat utang. 

Tak sedikit pula masyarakat yang masih memiliki akses terbatas terhadap pangan. Sehingga, ini akan menghambat kemajuan dalam banyak prioritas pembanguann global. 

Bank Dunia menyebut, salah satu penyebab buruknya kondisi ekonomi global tahun ini adalah ketegangan geopolitik. 

Baca Juga: Pertumbuhan DPK Melambat, Likuiditas Perbankan Tahun Ini Berpotensi Mengetat

Risiko resesi global telah berkurang, terutama karena berbalik kuatnya ekonomi Amerika Serikat (AS). Namun, ketegangan geopolitik yang memanas, menciptakan tantangan baru dalam jangka pendek bagi ekonomi dunia. 

Laju perdagangan global pada tahun 2024 diperkirakan hanya mencapai separuh dari rata-rata pertumbuhan perdagangan global pada dekade sebelum pandemi. 

Selain itu, biaya pinjaman negara-negara berkembang pun membengkak. Paling berisiko adalah negara dengan peringkat utang yang buruk. 

Ini juga makin dipengaruhi oleh era suku bunga global yang akan berada dalam level tinggi selama beberapa waktu. Bahkan, level tertinggi dalam empat dekade, bila disesuaikan dengan pergerakan inflasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×