kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Ekonomi Negara Maju Mulai Pulih, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 2,7%


Rabu, 26 Juli 2023 / 06:05 WIB
Ekonomi Negara Maju Mulai Pulih, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 2,7%


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 sebesar 2,7% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, ini seiring dengan pertumbuhan negara adidaya yang lebih baik dari perkiraan semula. 

Sebut saja, Amerika Serikat (AS) juga beberapa negara maju di Eropa. Ini seiring dengan perbaikan yang terjadi di dalam negara-negara tersebut. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan pada Pekan RDG BI dan FOMC

"Pertumbuhan mereka yang lebih baik dipengaruhi konsumsi rumah tangga karena perbaikan upah dan keyakinan konsumen," terang Perry, Selasa (25/7) di Jakarta. 

Selain itu, pertumbuhan negara Jepang juga diperkirakan masih kuat didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor yang membaik. 

Sebaliknya, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan lebih rendah dari perkiraan semula. 

"Ini karena tertahannya konsumsi dan investasi di China, terutama di sektor properti," tambah Perry. 

Baca Juga: Harga Komoditas Logam Industri Masih Tertekan Prospek Ekonomi China

Di sisi lain, Perry melihat tekanan inflasi di negara maju masih relatif tinggi. Ini akan mendorong kenaikan lebih lanjut suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk suku bunga acuan AS. 

Dengan demikian, ada ancaman terkait aliran modal ke negara berkembang. Sehingga, gonjang-ganjing nilai tukar akan tetap terasa. Termasuk ke Indonesia. 
Perry mengatakan, perlunya langkah penguatan dan pengambilan respons kebijakan yang tepat untuk memitigasi risiko rambatan global tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×