Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju tak akan tembus 2% yoy pada tahun 2023.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyebutkan, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju pada tahun ini hanya akan ada di kisaran 1,3% yoy.
Dengan perkembangan tersebut, Destry menyebut negara maju tak akan berkontribusi banyak dalam menyokong pertumbuhan ekonomi global.
"Kalau sekarang, kita tidak bisa berharap banyak terhadap (pertumbuhan ekonomi) negara maju," tegas Destry di hadapan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Selasa (5/9).
Baca Juga: Goldman Sachs Memangkas Peluang Resesi AS menjadi 15% karena Membaiknya Inflasi
Pertumbuhan negara maju yang tersendat ini memang bersumber dari tingkat inflasi yang tinggi.
Namun, terlepas dari itu, cara negara maju dalam menekan inflasi adalah hanya dengan menelurkan kebijakan moneter ketat atau peningkatan suku bunga acuan.
Sebut saja Amerika Serikat (AS). Pada awla tahun 2022, suku bunga Paman Sam bergerak di kisaran 0,25%. Saat ini, suku bunga mereka bergerak di kisaran 5,5%.
Bahkan, Destry melihat ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan lagi sekitar 50 basis poin (bps) hingga akhir tahun ini.
"Mereka hanya pakai dari sisi moneter. Dan nampaknya suku bunga tinggi akan ada lebih lama dari pekriraan. Ini akan mengganggu perekonomian," tegas Destry.
Sedangkan untuk tahun depan, nampaknya Destry tak terlalu optimistis terkait perkiraan pertumbuhan ekonomi negara maju.
"Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi negara maju akan flat (datar)," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News