Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley memproyeksi bank-bank sentral dunia masih akan terus melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter untuk meredam dampak wabah virus corona atau Covid-19 terhadap perekonomian.
Termasuk Bank Indonesia, yang dalam skenario base case (moderat), diprediksi masih akan memangkas suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) hingga akhir kuartal kedua tahun ini.
Baca Juga: Redam virus corona, Thailand batalkan pemberian visa kedatangan untuk 18 negara
Dalam riset terbarunya Global Macro Briefing: Seismic Waves of Covid-19 to Trigger a Global Recession . Rabu (18/3), Morgan Stanley menjelaskan bahwa sejak pertengahan Januari lalu, sebanyak 18 dari 30 bank sentral di dunia telah melonggarkan kebijakan moneternya.
Bahkan kini, semua bank sentral negara anggota G4 yaitu Brasil, Jerman, India, dan Jepang telah kembali pada jalur pelonggaran kuantitatif (quantitative easing).
Morgan Stanley mencatat, tingkat rata-rata tertimbang (weighted average) dari suku bunga global kini berada jauh di bawah posisi terendah pasca krisis keuangan global yaitu pada 0,48%.
Baca Juga: Eksposur kredit bank ke sektor pariwisata tidak terlalu besar
Ini terutama setelah suku bunga global secara rerata mengalami penurunan sebesar 54 bps sejak Desember 2019 dan 166 bps sejak Desember 2018.
"Morgan Stanley berpendapat hal ini masih akan berlanjut di tengah upaya pelonggaran kebijakan ekonomi lebih jauh dari 25 bank sentral dunia sejak pertengahan Januari sampai dengan kuartal III-2020,” tulis Kepala Ekonom Global Morgan Stanley Chetan Ahya dalam risetnya.
Baca Juga: Morgan Stanley: Kejatuhan harga minyak memperburuk perekonomian global
Ia memprediksi The Fed akan menerapkan jumlah quantitative easing yang lebih besar, termasuk memanfaatkan instrumen Commercial Paper Funding Facility (CPFF) and the Term Asset-Backed Lending Facility (TALF), serta membeli lebih banyak lagi aset.
Sementara bank sentral Uni Eropa atau ECB diperkirakan akan menambah sekitar € 500 dalam quantitative easing lanjutannya, serta pemangkasan tarif depo sebesar 10 bps.
Begitu juga dengan China yang diprediksi akan memangkas rasio medium-term lending facility (MLF) sebesar 40 bps dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Cegah penyebaran virus corona, simak rencana kontigensi yang dilakukan Wall Street
India pun diperkirakan masih akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 40 bps sampai 65 bps hingga akhir kuartal II-2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News