kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody’s ingatkan pemerintah soal risiko pembengkakan bunga utang


Senin, 06 April 2020 / 13:41 WIB
Moody’s ingatkan pemerintah soal risiko pembengkakan bunga utang


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Dengan perhitungan  stress scenario Moody’s, kenaikan sebesar 200 basis poin pada biaya utang pemerintah akan mengerek tingkat utang sebesar 2,7% sehingga menjadi 36,4% terhadap PDB. 

Begitu juga dengan rasio bunga utang, diproyeksi naik 0,7% menjadi 17,7%  terhadap penerimaan negara.

Per Februari lalu, utang pemerintah sebesar Rp 4.948,2 triliun atau setara 30,82% PDB.

Moody’s memandang rasio utang pemerintah saat ini memang masih relatif aman di kisaran 30% terhadap PDB atau di bawah median negara berperingkat Baa yang mencapai 47,3% PDB.

Baca Juga: PLN yakin pengelolaan utangnya tetap baik di tengah pelemahan rupiah akibat corona

Namun, seperti yang diketahui, porsi investor asing pada pasar obligasi dalam negeri terbilang besar dan membuat Indonesia rentan dengan arus keluar masuk modal, terutama pada periode tertekannya pasar keuangan global dan pelemahan nilai tukar rupiah seperti saat ini.

Moody’s menilai kondisi ini memiliki dampak ekonomi yang cukup luas, khususnya pada neraca fiskal dan eksternal, bahkan sektor usaha.

Moody’ s mencatat sekitar 40% dari utang pemerintah secara umum berdenominasi valuta asing (valas), yang sekitar dua per limanya berasal dari lembaga multilateral dan bilateral. 

Di pasar obligasi domestik, porsi kepemilikan asing mencapai 33% dari total surat berharga negara (SBN) yang diperdagangkan.

Baca Juga: Upaya OJK pertahankan kekuatan perasuransi dari ancaman dampak wabah corona

"Secara total, kepemilikan portofolio investor asing, terlepas dari denominasi mata uangnya, mencapai  43% dari total utang di mana sangat rentan terhadap kemungkinan perubahan minat investor luar negeri,”  terang  VP Senior Analyst Moody ’ s Anushka Shah dalam laporannya.

Rata-rata jatuh tempo utang pemerintah (average term to maturity) adalah 8,5 tahun sehingga tekanan pembiayaan utang dalam waktu segera memang tidak besar dalam jangka waktu pendek ini.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa kepemilikan asing pada SBN menjadi sumber pembiayaan defisit anggaran yang krusial sehingga keluar masuk modal asing berpengaruh besar pada kinerja fiskal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×