Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence ke Indonesia pada 20-21 April 2017 lalu akan dibalas oleh Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi dipastikan mengunjungi Washington DC awal Mei mendatang.
Di Indonesia, kedatangan Pence menghasilkan Memorandum of Understanding (MoU) sejumlah bidang ekonomi. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, rombongan Kemlu akan bertandang ke Negeri Paman Sam pada 4-5 Mei, antara lain bersama dengan Kemeneterian Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kunjungan balasan tersebut untuk menindaklanjuti rencana kerjasama ekonomi kemitraan strategis antara AS dan Indonesia. Selain itu, ia bilang Indonesia akan membahas kondisi sosial Indonesia sebagai langkah meyakinkan AS.
"Kita lihat bagaimana bisa bekerjasama khususnya meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, lebih spesfik bagaimana langkah-langkah yang bisa kita ambil bersama untuk menyebarluaskan keragaman, dan toleransi," kata Arrmanatha pada KONTAN, Senin (24/4).
Arrmanatha menyatakan, Indonesia akan melihat pilihan langkah untuk meningkatkan kerjasama perdagangan Trade Investment Agreement (TIFA) yang telah dijalan selama ini dengan AS, juga perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) ataupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Itu bagian untuk meningkatkan kemitraan strategis. Tapi belum diputuskan. Kita akan lihat bagaimana opsi yang paling efektif dan cepat agar bisa meningkatkan hubungan ekonomi," kata Arrmanatha.
Diketahui saja, lawatan Michael Pence pada pekan lalu membawa beberapa nota kesepakatan investasi sebesar US$ 10 miliar.
Tercatat, setidaknya ada 11 kesepakatan bisnis yang diteken oleh perusahaan-perusahaan kedua negara. Adapun sektornya mayoritas di bidang energi, dan sebagian kecil di sektor penerbangan dan pertahanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News