Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan industri otomotif nasional akan semakin diramaikan oleh produsen-produsen mobil listrik yang hendak berinvestasi di Tanah Air.
Sebagaimana diketahui, sebenarnya sudah ada beberapa produsen yang telah membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, seperti Hyundai, Wuling, Sokonindo Automobile, hingga MG Motor Indonesia.
Airlangga mengatakan, beberapa produsen mobil listrik lainnya juga bakal merealisasikan investasi di Indonesia, salah satunya adalah Chery.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Klaim Indonesia Dilirik Banyak Produsen Mobil Listrik Global
Dalam catatan KONTAN, Chery akan memulai produksi mobil listrik Chery Omoda E5 di pabrik PT Handal Indonesia Motor, Bekasi yang berkapasitas 600 unit per bulan pada awal 2024.
"Ada juga BYD dan Vinfast yang mau masuk ke Indonesia," imbuh Airlangga kepada awak media selepas pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, Kamis (15/2).
BYD telah memperkenalkan tiga model mobil listriknya di Indonesia pada Januari lalu yaitu Atto 3, Seal, dan Dolphin. Mereka juga digadang-gadang akan mendirikan pabrik mobil listrik di Indonesia dalam waktu dekat.
Baca Juga: Perpres No. 79/2023 Dianggap Permudah Produsen Mobil Listrik Investasi di Indonesia
Adapun Vinfast sempat disebut akan menanamkan investasi senilai US$ 1,2 miliar di Indonesia secara jangka panjang. Investasi tersebut termasuk untuk membangun pabrik mobil listrik sebesar US$ 200 juta pada 2024.
Airlangga melanjutkan, pemerintah juga melihat peluang pabrikan asal Eropa yang tertarik berinvestasi mobil listrik di Indonesia, seperti BMW dan Renault. Hanya saja, belum ada keterangan lebih lanjut terkait besaran investasi dan realisasi ekspansi di sektor mobil listrik dari kedua merek tersebut.
"Negara Eropa tentu kami lihat, karena yang lewat CKD (Completely Knock Down) salah satunya BMW," kata dia.
Baca Juga: Wuling Bakal Lebih Banyak Jual Mobil Listrik Murah di Indonesia
Yang terang, pemerintah kini sedang mengurus perpanjangan insentif pemotongan PPN DTP mobil listrik dari 11% menjadi 1% untuk memantik permintaan terhadap produk tersebut. Insentif ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 38 Tahun 2023, namun masa berlakunya habis 31 Desember 2023.
"Sekarang lagi diproses PMK-nya. Insya Allah bulan ini bisa dikejar, karena Pemilu sudah selesai," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News