kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.285   -188,00   -1,17%
  • IDX 6.992   -116,03   -1,63%
  • KOMPAS100 1.043   -21,20   -1,99%
  • LQ45 818   -16,03   -1,92%
  • ISSI 213   -3,42   -1,58%
  • IDX30 418   -8,84   -2,07%
  • IDXHIDIV20 504   -9,78   -1,91%
  • IDX80 119   -2,49   -2,05%
  • IDXV30 125   -2,25   -1,77%
  • IDXQ30 139   -2,60   -1,83%

Menko Airlangga Sebut Indonesia Punya 3 Modal Besar untuk Jadi Negara Maju


Minggu, 17 September 2023 / 11:45 WIB
Menko Airlangga Sebut Indonesia Punya 3 Modal Besar untuk Jadi Negara Maju
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Tahun 2023 di Gedung Ali Wardhana, Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (7/8/2023). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi negara maju. Menurutnya terdapat tiga faktor yang bisa mendorong Indonesia menjadi negara maju.  

“Indonesia punya modal yang besar untuk mencapai sasaran sebagai bangsa yang maju,” tutur  Menko Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/9).

Dia menjelaskan, modal besar tersebut yakni angkatan kerja yang besar dan masuk periode bonus demografi, serta ekonomi digital Indonesia yang mencakup 40% dari transaksi ekonomi digital di ASEAN yang diprediksi tumbuh lima kali lipat di tahun 2030.

Indonesia juga menyiapkan diri menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), yang mana keanggotaan ini sangat bermanfaat, terutama untuk meningkatkan standar kebijakan dari Pemerintah, sehingga menjadi lebih unggul untuk perekonomian yang adil, inklusif, bebas dari korupsi, dan berwawasan lingkungan.

Baca Juga: Pekan Ini, Arus Modal Asing Keluar dari RI Capai Rp 4,45 Triliun

Airlangga menjelaskan, pada pertemuan dengan OECD beberapa waktu lalu, 38 negara anggota OECD menyambut baik dan mendukung keinginan Indonesia untuk bergabung ke dalamnya. Indonesia membutuhkan harmonisasi regulasi dengan lebih dari 200 standar yang ditetapkan oleh OECD.

“Ini bukan pekerjaan yang mudah, tentunya membutuhkan peran dari para stakeholder termasuk ekonom yang tergabung dalam ISEI,” jelasnya.

Adapun upaya untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, Menko Airlangga menjelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan yakni penyiapan SDM yang berkualitas, peningkatan digitalisasi, serta meningkatkan nilai tambah komoditas melalui industrialisasi dan hilirisasi.

Program Kartu Prakerja yang didorong untuk penyiapan SDM berkualitas sudah diikuti sebanyak 17,7 juta masyarakat sejak tahun 2020. Berbagai program pengembangan digital talent, termasuk melalui Kawasan Ekonomi Khusus di Nongsa Digital Park Batam juga terus dimaksimalkan.

Dalam KTT ASEAN 2023, Indonesia juga telah mendorong Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang merupakan ekosistem digital yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perekonomian digital dari yang semula US$ 1 triliun menjadi US$ 2 triliun pada tahun 2030.

Baca Juga: Dampak Pinjaman Online Terhadap Masa Depan Keuangan Generasi Muda Indonesia

Airlangga juga menyampaikan bahwa Sulawesi Tengah dan Maluku Utara memiliki pertumbuhan yang mencapai double digit karena didorong oleh tumbuhnya industri manufaktur besi, baja, dan nikel.

“Kita berharap bahwa Indonesia mampu menjadi produsen baterai sampai dengan electric vehicle, dan ini menjadi andalan di Asia,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×