Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Defisit anggaran tahun 2011 bakal meningkat. Pemerintah memperkirakan defisit anggaran berada pada level 1,9% PDB.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan naiknya defisit itu lantaran tiga faktor. Pertama, gejolak harga minyak dunia. "Kalau kita lihat future market sudah cukup tinggi di atas US$100 per barel," katanya usai rapat terbatas di kantor Wakil Presiden, Rabu (13/4).
Kedua, produksi minyak mentah siap jual (lifting) tidak mencapai target 970 ribu barel per hari tahun ini. Menurut Agus, lifting akan berada di bawah 950 barel per hari.
Ketiga, permintaan tambahan anggaran belanja dari kementerian/lembaga."Mungkin karena ada kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista), ada kebutuhan karena reformasi birokrasi, jadi campur-campur," katanya.
Agus bilang, apabila hendak mengakomodasi permintaan tambahan belanja itu maka harus ada Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan tahun 2011 (APBNP 2011). Cuma, Agus enggan menyebutkan berapa besar tambahan itu dan kementerian/lembaga mana saja yang mengajukan tambahan. "Jumlahnya kelihatannya sudah cukup besar, kalau seandainya mau kita realisasikan mungkin harus mengajukan revisi anggaran," imbuh mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu.
Sebagai informasi, besarnya defisit APBN 2011 mencapai 1,8%PDB. Adapun asumsi makro ekonomi tahun 2011 triliun, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%. Kemudian, inflasi sebesar 5,3%, nilai tukar rupiah mencapai Rp 9.250 per dolar Amerika, SBI 3 bulan sebesar 6,5%, serta harga minyak US$ 80 per barel dan lifting mencapai 970 ribu barel per hari.
Agus menambahkan, pemerintah akan menjaga defisit anggaran 2011 tidak melebihi 2% PDB. Apalagi, nilai tukar rupiah saat ini mengalami penguatan antara Rp 8.600 hingga Rp 8.700 per dolar Amerika Serikat. "Jadi yang mau saya katakan secara umum anggaran kita masih aman," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News