Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor Indonesia periode April 2023 hingga Juni 2023 memang turun 2,75% secara tahunan atau year on year (yoy).
Meski memang dampak sudah terasa, David mengungkapkan ekonomi China tak akan terpuruk selamanya. Masih ada harapan ekonomi negara Panda tersebut akan menggeliat.
Harapan tersebut datang dari proyek yang tengah dikembangkan China, seperti One Belt, One Road.
Selain itu, China juga ingin bersaing dengan Amerika Serikat (AS) terkait perkembangan teknologi.
Baca Juga: Proyeksi IHSG Untuk Perdagangan Senin (7/8)
Dalam mengembangkan teknologi ini, pasti China tetap membutuhkan bahan baku, seperti semi konduktor, nikel, bauksit, juga batubara untuk energi pembangkit listrik.
"Yang ini tentu saja akan menguntungkan Indonesia. Karena China akan mengimpor barang-barang tersebut ke Indonesia," tandas David.
Lebih lanjut, David memperkirakan pada tahun 2023 ekonomi Indonesia tetap tumbuh di kisaran 5,2% yoy.
Ada kemungkinan ekonomi tumbuh lebih tinggi pada tahun 2024, yaitu menjadi 5,25% yoy.
Meski memang ada gejolak global dan berbagai peristiwa dunia, David yakin pertumbuhan tahun depan akan ditopang oleh permintaan dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News