kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,46   -25,27   -2.62%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ma'aruf Amin ungkit ketiadaan air bersih dan sanitasi berhubungan dengan stunting


Senin, 02 Desember 2019 / 20:21 WIB
Ma'aruf Amin ungkit ketiadaan air bersih dan sanitasi berhubungan dengan stunting
ILUSTRASI. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan pidato sekaligus menutup Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Ma'aruf Amin ungkit ketiadaan air bersih dan sanita


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, ketiadaan air bersih dan sanitasi memiliki hubungan yang erat dengan munculnya berbagai masalah salam kesehatan, salah satunya stunting.

Menurut Ma'ruf, upaya penurunan stunting erat kaitannya dengan keberadaan sanitasi dan air bersih yang memadai. Menurutnya, bila sanitasi baik, maka penyakit bagi ibu hamil dan bayi di bawah 5 tahun dapat dikurangi.

Baca Juga: Jokowi minta publik beri kesempatan staf khusus tunjukkan kinerja

Sebaliknya, bila sanitasi dan air bersih tidak tersedia, maka bayi akan rentan terhadap berbagai penyakit. "Jika, penyakit mendera bayi yang baru dilahirkan secara terus menerus, dapat mengganggu 1.000 hari pertama kehidupannya karena tidak mampu menyerap gizi dengan baik, yang dapat mengakibatkan anak tersebut menderita stunting," tutur Ma'aruf, Senin (2/12).

Ma'aruf juga mengatakan, stunting merupakan salah satu masalah yang menjadi prioritas pemerintah. Hingga saat ini prevelansi stunting sudah turun menjadi 27,7% dari 37,2% di 2013, namun angka ini dianggap masih jauh dari target RPJMN 2024 yang ditetapkan sebesar 19%.

Tak hanya stunting, bila air bersih tak tersedia, Ma'aruf juga mengatakan akan berdampak pada kematian ibu dan angka kematian bayi. Dia memaparkan, angka kematian ibu di Indonesia masih sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup, sementara negara ASEAN lain mencapai 40 hingga 60 per 100.000 kelahiran hidup.

"Beberapa perilaku seperti tidak mencuci tangan karena ketidaktersediaan air bersih saat penanganan persalinan dan pasca kelahiran sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia ," ujar Ma'aruf.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin minta akses air minum melalui pipa ditingkatkan

Tak hanya itu, tidak tersedianya air bersih dan sanitasi juga dianggap dapat menyebabkan infeksi yang berdampak pada kematian bayi di Indonesia. Ma'ruf mengatakan, angka kematian bayi kurang dari 1 tahun di Indonesia mencapai 24 per 1.000 di atas Thailand dan Malaysia yang hanya 7,8 dan 6,7 per 1.000 kelahiran.

Karena itu, dia menyarankan agar kebiasaan mencuci tangan dengan air bersih saat akan memberikan makan kepada anak atau setelah buang air besar terus ditingkatkan agar angka kematian bayi berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×