kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   -14.000   -0,91%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Likuiditas perekonomian turun, ini kata ekonom LPEM FEB UI


Selasa, 23 Februari 2021 / 22:17 WIB
Likuiditas perekonomian turun, ini kata ekonom LPEM FEB UI
ILUSTRASI. Ilustrasi uang beredar. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2021 melambat dari bulan sebelumnya. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, M2 pada bulan Januari 2021 sebesar Rp 6.761,0 triliun, atau lebih rendah dari bulan Desember 2020 yang sebesar Rp 6.900,0 triliun. 

Bila dilihat dari pertumbuhan M2 pada bulan Januari 2021 yang sebesar 11,8% yoy, ini juga melambat dari pertumbuhan 12,4% yoy pada bulan Desember 2020. 

Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, penurunan likuiditas perekonomian ini perlu diwaspadai. Karena, penurunan likuiditas ini menunjukkan permintaan masyarakat yang belum meningkat dan ekspektasi masyarakat terhadap ekonomi ke depan yang juga belum pulih. 

“Memang ini kembali lagi ke isu demand. Bahwa masalah demand kredit belum meningkat dan demand untuk konsumsi masyarakat belum juga meningkat,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (23/2). 

Tak hanya itu, Riefky juga mengingatkan ini merupakan hal yang perlu diwaspadai oleh perbankan. Karena, bila M2 tidak naik, maka likuiditas yang ada tertahan di perbankan. 

Baca Juga: Likuiditas perekonomian (M2) melambat, ini dia faktor pendukungnya

Padahal, yang tertahan ini merupakan cost untuk perbankan. Apalagi, model bisnis perbankan adalah menghasilkan keuntungan dengan menyalurkan kredit. 

“Jadi, perbankan tertekan dari dua sisi. Di satu sisi deposit terus meningkat, tabungan masyarakat meningkat, tetapi jadi biaya untuk perbankan dan deposit tidak bisa disalurkan menjadi kredit,” jelas Riefky.

Lalu ke depannya, untuk meningkatkan likuiditas perekonomian, perlu adanya instrumen yang tepat terutama untuk menggerakkan daya beli masyarakat sehingga ini bisa menggenjot permintaan. 

Selama pandemi ini memang permintaan masyarakat masih tertekan dan menopang daya beli masyarakat mengandalkan dari uluran tangan pemerintah. Namun, diharapkan dengan adanya program vaksinasi dan stimulus fiskal yang tetap bergulir di tahun ini, mampu meningkatkan daya beli masyarakat. 

Dengan asumsi tersebut, Riefky optimistis permintaan akan meningkat, dan ini akan memberikan efek ke peningkatan likuiditas perekonomian juga ke kondisi pertumbuhan yang lebih baik.  

Selanjutnya: Likuiditas perekonomian (M2) melambat pada bulan Januari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×