kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Amran Ungkap 40% Harga Gabah Petani Masih Dibeli di Bawah HPP Rp 6.500/kg


Kamis, 15 Mei 2025 / 09:30 WIB
Amran Ungkap 40% Harga Gabah Petani Masih Dibeli di Bawah HPP Rp 6.500/kg
ILUSTRASI. Menteri Pertanian mengakui saat ini masih ada petani yang belum menikmati kebijakan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500/kg. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui saat ini masih ada petani yang belum menikmati kebijakan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500/kg. 

Amran menyebut sebanyak 40% gabah petani masih di dibeli di bawah HPP yang ditetapkan. 

"Harga kami cek di lapangan bersama Bulog itu masih ada 40% di bawah HPP. Artinya apa? Ini harus terangkan," kata Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/5). 

Untuk itu, menurut Amran pemerintah masih belum mempertimbangkan untuk mengeluarkan beras Stabilisasi Pangan dan Harga Pangan (SPHP) di pasaran maupun bantuan pangan. 

Baca Juga: Prabowo: Penggilingan Padi yang Membeli Murah Gabah Petani akan Dicabut Izin Usahanya

Pasalnya, jika kebijakan ini dilakukan akan lebih menurunkan harga gabah di tingkat petani. 

"Karena begitu kita keluarkan SPHP, harga akan kembali terpukul lagi dan ini turun," ujar Amran. 

Sebelumnya, Pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras dan beras murah Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) pada Januari dan Februari 2025. Keputusan mendadak ini diambil untuk memprioritaskan penyerapan gabah dan beras dari petani oleh Perum Bulog. 

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Selasa (4/2). 

Arief menyampaikan, pemerintah telah mengalihkan anggaran sebesar Rp16,6 triliun ke Bulog untuk memperkuat penyerapan gabah dan beras petani. Dana ini sebelumnya dialokasikan untuk berbagai program bantuan pangan, termasuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). 

"Untuk sementara, Januari dan Februari kita stop. Supaya kita bisa dorong harga gabah di petani itu bisa naik. Jadi pak Presiden itu perintahnya tegas bahwa (beras dan gabah petani) harus diserap. Pemerintah yang membidangi pangan sudah sepakat Rp16,6 triliun itu memang cash di depan untuk Bulog nyerap," jelas Arief. 

Baca Juga: Bulog Sebut Telah Serap Gabah Petani hingga 1,8 Juta hingga April 2025

Dengan alokasi anggaran ini, Bulog diharapkan dapat menyerap 3 juta ton setara beras guna menjaga stabilitas harga di tingkat petani. Langkah ini juga diambil untuk memastikan agar harga gabah tidak jatuh selama musim panen. 

Ketika ditanya nasib bantuan pangan dan SPHP ke depannya, Arief menegaskan, keputusan ini bukan sekadar penundaan, melainkan pengalihan fokus anggaran.

"Enggak ada (bantuan pangan dan SPHP) untuk sementara. Anggarannya Rp16,6 triliun itu masuk ke Bulog untuk serap gabah dan beras. Sekarang prioritasnya adalah serap beras dan gabah petani. Jangan sampai harga gabah mereka jatuh," tegasnya.

Menurut Arief, penghentian bantuan pangan sementara ini juga bertujuan untuk mendorong harga gabah di tingkat petani agar naik, terutama pada bulan-bulan awal tahun ketika harga biasanya tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×