Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can
JAKARTA. DPR akhirnya kembali mengabulkan permohonan penambahan kuota BBM bersubsidi sebesar 1,27 juta kiloliter yang diajukan oleh pemerintah. Persetujuan itu disertai dengan empat catatan.
DPR meminta pemerintah mengawasi distribusi BBM bersubsidi. Selain itu, para politisi Senayan mendesak pemerintah menerapkan sistem online dalam monitoring dan mengendalikan BBM bersubsidi .
Anggota Komisi VII DPR Fahri Hamzah bahkan meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin secara langsung pengawasan dan distribusi BBM subsidi. "Harus presiden memimpin, ada kewenangan yang di luar kewenangan Kementerian ESDM, kalau itu penyelundupan itu yang bisa panggil Angkatan Laut, polisi itu presiden," kata Fahri dalam rapat pengambilan keputusan penambahan kuota BBM bersubsidi, Senin (3/12).
Anggota Komisi VII DPR Satya W Yudha mendesak pemerintah mengatasi distribusi BBM subsidi. Dia mengatakan, ada kepala daerah dan militer terlibat dalam penyelewengan distribusi BBM subsidi. "Ke depannya, pemerintah harus memikirkan cara efektif untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi lagi," katanya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengakui jebolnya kuota BBM subsidi tahun ini karena kegagalan pemerintah dalam mengatasi penyeludupan dan penimbunan BBM subsidi. Selain itu, dia mengatakan, konsumsi BBM subsidi meningkat karena ada penambahan mobil. "Awal 2012 Gaikindo memproyeksikan, mobil yang akan diproduksi dan dijual hanya akan mencapai 940.000 saja tapi setelah dicek ternyata sudah mencapai 1,05 juta unit, tambahan itu otomatis menambah pemakaian BBM kita," katanya.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Someng menambahkan jebolnya kuota BBM bersubsidi tahun 2012 ini juga disebabkan oleh terbukanya sistem distribusi BBM bersubsidi di Indonesia. Selain itu, dia mengatakan, konsumsi melonjak karena disparitas harga antara BBM subsidi dan non subsidi.
Akibat kesenjangan harga yang lebar itu, Andi mengatakan tingkat permintaan BBM bersubsidi meningkat. Berdasarkan perhitungannya saja, tingginya disparitas harga tersebut pada tahun 2012 ini telah meningkatkan permintaan BBM bersubsidi sebesar 8%-9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News