kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Kota-Kota Pimpin Perubahan: CRIF 2025 Resmi Dibuka dengan Seruan Aksi Iklim Perkotaan


Kamis, 22 Mei 2025 / 20:44 WIB
Kota-Kota Pimpin Perubahan: CRIF 2025 Resmi Dibuka dengan Seruan Aksi Iklim Perkotaan
ILUSTRASI. Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025 resmi dibuka pada Rabu (21/5/2025) di Park Hyatt Jakarta, menghimpun lebih dari 300 peserta, dari kota-kota dan pemerintah daerah di Indonesia dan dunia, serta mitra dari Asia-Pasifik dan Eropa, untuk mempercepat aksi ketahanan iklim perkotaan.


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025 resmi dibuka pada Rabu (21/5/2025) di Park Hyatt Jakarta, menghimpun lebih dari 300 peserta, dari kota-kota dan pemerintah daerah di Indonesia dan dunia, serta mitra dari Asia-Pasifik dan Eropa, untuk mempercepat aksi ketahanan iklim perkotaan. 

Diselenggarakan oleh United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan dukungan dari Uni Eropa, Forum ini mengusung tema “Empowering Cities and Local Governments for a Climate-Resilient Future,” menekankan peran penting kepemimpinan lokal dan daerah, dan ketahanan iklim. Forum ini juga menandai selesainya proyek yang didanai Uni Eropa, yaitu Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC).

Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi, Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC, membuka Forum dengan pesan kuat, “Dibutuhkan sebuah komunitas untuk mengarusutamakan aksi iklim. Itu dimulai dengan membangun kesadaran akan krisis dan meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keberanian para pemangku kepentingan kota percontohan untuk merencanakan dan mengimplementasi aksi iklim. 

Baca Juga: Indonesia-Norwegia Luncurkan RBC-4 untuk Aksi Iklim

Namun, menciptakan aksi iklim berkelanjutan membutuhkan upaya yang lebih besar lagi dengan membangun kemitraan global kota-kota berkelanjutan yang menyediakan berbagai dukungan mulai dari teknologi hingga keuangan.

“Dengan upaya di atas, kota-kota tidak lagi menjadi penonton. Mereka adalah responden pertama dalam krisis iklim. Melalui Climate Resilience and Innovation Forum, kami mendorong dan memperkuat dan memberdayakan pemerintah daerah dengan alat, pengetahuan, know-how, dan kemitraan yang diperlukan untuk memimpin dengan ambisi iklim,” ujar Dr. Bernadia.

Salah satu pencapaian utama adalah penyerahan simbolis sepuluh Rencana Aksi Iklim (Climate Action Plans/CAP) kepada Bandar Lampung, Cirebon, Samarinda, Pekanbaru, Banjarmasin, Pangkalpinang, Gorontalo, Kupang, Mataram, dan Ternate, yang merupakan bagian dari proyek Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC).

Rencana aksi ini akan menjadi panduan bagi kota-kota untuk mengintegrasikan strategi iklim yang inklusif ke dalam rencana pembangunan jangka menengah mereka. UCLG ASPAC juga meluncurkan pedoman CAP, yang disusun berdasarkan pengalaman dan pembelajaran UCLG ASPAC dalam membantu lebih dari 20 pemerintah daerah di kawasan Asia-Pasifik dalam menyusun CAP.

Baca Juga: PR Berat Menanti Pram-Doel, Apindo: Fokus Lingkungan dan Perkotaan di Jakarta

Sorotan lainnya adalah pemberian penghargaan badge Global Covenant of Mayors (GCoM) kepada kota-kota di Asia Tenggara yang menunjukkan kemajuan nyata dalam aksi iklim, serta penandatanganan perjanjian kerja sama desentralisasi antara beberapa kota dan lembaga, termasuk Samarinda-Hefei, UCLG ASPAC dan Kuala Lumpur, UCLG ASPAC dan National Association of Local Authorities of Georgia (NALAG).

Pembukaan forum ini ditutup dengan pengenalan City and Local Government (CLG) Institute UCLG ASPAC, yang akan berperan sebagai pusat riset dan pengetahuan untuk pembuatan kebijakan berbasis bukti, penelitian, dan manajemen pengetahuan.

Selama dua hari berikutnya, CRIF 2025 akan menyelenggarakan panel tingkat tinggi, sesi tematik interaktif, penanaman pohon dan kunjungan lapangan ke Tebet Eco-Park di Jakarta serta fasilitas transformasi pengelolaan sampah di Banyumas, menawarkan model ketahanan berbasis masyarakat yang dapat diadopsi.

Sebagai forum unggulan—yang tidak diadakan setiap tahun tetapi pada momen-momen penting bagi kawasan Asia-Pasifik—CRIF 2025 menjadi panggung untuk kolaborasi yang dapat ditindaklanjuti, komitmen baru, dan penyelarasan dengan Paris Agreement, serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), hingga secara strategis menempatkan kota dan pemerintah daerah dalam merancang masa depan iklim yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca Juga: Duta Besar Norwegia Apresiasi Aksi Iklim Indonesia

Selanjutnya: Daftar Terbaru Harga Kambing Kurban 2025 di Jakarta, Termurah Mulai Rp 2,5 Jutaan

Menarik Dibaca: 4 Cara Memanjangkan Bulu Mata Secara Alami Tanpa Perlu Extension ke Salon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×