kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.350   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.781   -13,94   -0,21%
  • KOMPAS100 1.007   -3,19   -0,32%
  • LQ45 779   -3,96   -0,51%
  • ISSI 211   0,53   0,25%
  • IDX30 404   -2,34   -0,57%
  • IDXHIDIV20 487   -4,24   -0,86%
  • IDX80 114   -0,31   -0,27%
  • IDXV30 119   -0,97   -0,80%
  • IDXQ30 132   -1,05   -0,79%

Konsumsi Warga RI Selama Ramadhan 2025 Diprediksi Rp 1.188 Triliun, Ada Kehati-hatian


Senin, 17 Februari 2025 / 15:33 WIB
Konsumsi Warga RI Selama Ramadhan 2025 Diprediksi Rp 1.188 Triliun, Ada Kehati-hatian
ILUSTRASI. Warga berbelanja pada sebuah supermarket di Depok, Kamis (12/5). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, aktivitas belanja masyarakat di Ramadhan 2022 tumbuh tinggi. Hal ini terlihat dari indeks belanja masyarakat yang meningkat menjadi 179,4 di Ramadan 2022 dari level 159,9 pada Ramadan 2021. KONTAN/Baihaki/12/5/2022


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momen Ramadan 2025 diperkirakan akan mengalami lonjakan konsumsi yang signifikan, meskipun konsumen akan lebih berhati-hati atau lebih selektif dalam membelanjakan uangnya.

Berdasarkan laporan terbaru dari Redseer Strategy Consultants, total belanja masyarakat Indonesia selama Ramadan 2025 diperkirakan mencapai US$ 73 miliar atau setara Rp 1.188 triliun.

"Ini setara dengan sekitar US$ 300 per orang, menyoroti besarnya daya beli konsumen Indonesia selama musim  Ramadan," tulis Redseer dalam laporannya, dikutip Senin (17/2).

Baca Juga: Rajawali Nusindo Amankan Ketersediaan Gula dan Minyak Goreng Jelang Ramadhan

Berdasarkan survei yang dilakukan, sebanyak 93% konsumen Indonesia menyatakan antusiasmenya dalam menyambut Ramadan tahun ini.

Kaum muda perkotaan menjadi kelompok yang paling bersemangat dan diperkirakan akan menjadi konsumen terbesar dalam berbagai sektor belanja.

Namun, kehati-hatian dalam pengeluaran menyebabkan sebagian masyarakat menunda pembelian barang-barang bernilai tinggi. 

"Kehati-hatian di antara konsumen telah menyebabkan mereka menunda beberapa pembelian tiket (barang) mahal," katanya.

Kendati begitu, dengan cairnya Tunjangan Hari Raya (THR), diperkirakan akan terjadi lonjakan belanja barang mewah. 

Bagi mereka yang menunda pembelian besar, dana yang tersisa kemungkinan akan dialihkan ke pembelian produk dengan harga lebih terjangkau, seperti barang tren dan produk yang telah lama diinginkan.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Operasi Pasar guna Stabilkan Harga Pangan Jelang Ramadan & Lebaran

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sektor belanja yang mendominasi meliputi grocery (kebutuhan sehari-hari, makanan di luar, fashion serta produk kecantikan dan perawatan wanita.

Namun, laporan Redseer juga mencatat bahwa kategori Gifting (Hadiah) serta Kesehatan & Kebugaran diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan. 

Meskipun memiliki harga tinggi, sektor perjalanan juga mengalami peningkatan signifikan dalam belanja konsumen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Hal ini mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan selama Ramadan dan Idul Fitri, baik untuk mudik maupun liburan.

"Perjalanan adalah kategori menarik lainnya, meskipun memiliki harga tiket yang tinggi namun memiliki salah satu peningkatan tertinggi dalam pengeluaran konsumen dari tahun ke tahun," tulis Redseer.

Ada beberapa alasan yang membuat konsumsi masyarakat akan meningkat selama Ramadan 2025.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,0% pada 2025, melanjutkan tren ekspansi moderat dari tahun sebelumnya. Kebijakan moneter juga mengalami perubahan dengan Bank Indonesia yang baru-baru ini memangkas suku bunga acuan menjadi 5,75% guna mendorong pertumbuhan di tengah volatilitas pasar keuangan dan pelemahan rupiah.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga dan aktivitas ekspor yang cenderung melemah.

Dengan inflasi yang tetap terkendali di angka 1,57% pada Desember 2024 dan meningkatnya kepercayaan konsumen di beberapa wilayah, pasar ritel diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih stabil, meskipun dengan sikap optimisme yang berhati-hati dari masyarakat.

"Merek (perusahaan ritel) harus mengharapkan optimisme yang hati-hati dari pembeli," katanya.

Baca Juga: Jelang Ramadhan Harga Minyak Goreng dan Gula Naik, Pemerintah Bakal Operasi Pasar

Selanjutnya: Kabar Gembira, THR ASN Cair pada Maret 2025

Menarik Dibaca: Cara Cek Penyalahgunaan NIK KTP untuk Pinjol Lewat HP! Jangan Sampai Jadi Korban

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×