Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bahwa teknologi Vessel Monitoring System (VMS) atau Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) bagi kapal perikanan akan diberikan secara gratis untuk nelayan kecil.
Hal tersebut diungkap Trenggono dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/4).
"Yang nelayan cuma 5 GT, 10 GT itu kita berikan karena dia tidak mempekerjakan orang, itu kita berikan gratis, kapalnya bahkan kita berikan gratis," kata Trenggono.
Trenggono menjelaskan bahwa teknologi VMS sangat penting untuk mengetahui seberapa besar produksi perikanan di tanah air. Menurutnya, produksi perikanan tangkap Indonesia bisa mencapai 7,4 juta ton per tahun.
"VMS sangat penting untuk kita bisa mengetahui sebenarnya produksi ikan kita sejumlah 7,4 juta ton per tahun itu berapa persen akurasinya," jelasnya.
Baca Juga: KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Vietnam yang Lakukan Ilegal Fishing di Natuna
Di sisi lain, Trenggono menanggapi terkait protes yang dilayangkan masyarakat terkait VMS, yang dinilai mengatasnamakan nelayan kecil. Menurutnya, VMS ini sangat menguntungkan buat para pemilik kapal.
“Yang saya heran dan saya aneh mereka bisa keberatan dan itu membahana sedemikian rupa mengatasnamakan nelayan kecil. Nelayan kecil nggak pernah protes masalah VMS, nggak ada, tapi kalau mereka diajak, mungkin,” tegasnya.
Trenggono menyebutkan, fungsi VMS dapat berfungsi sebagai penanda bila terjadi sesuatu yang tak diingingkan terjadi pada kapal nelayan di tengah laut. Selain itu, VMS juga bisa memonitor pergerakan kapal dan meminimalisir terjadinya transhipment di laut.
Baca Juga: Berdampak ke Nelayan, Kadin Minta Pemerintah Optimalkan Negosiasi Tarif dengan AS
“VMS juga sekaligus merescue bila terjadi kecelakaan di laut misalnya kapalnya kena badai itu kalau ada VMS itu terdeteksi itu di daerah mana kita bisa langsung rescue,” terangnya.
Lebih lanjut, Trenggono menambahkan, VMS punya keuntungan dan kepentingan bagi pemilik kapal. Menurutnya, harga sebuah VMS cukup terjangkau yakni sebesar Rp 5 juta dengan begitu ini dinilai bukan suatu masalah bagi pemilik kapal.
“Mereka bukan keberatan soal harga tapi mereka ketakutan kalau mereka ketahuan nangkep ikannya kebanyakan, lalu mereka ketakutan kalau melakukan transhipment di laut,” tandasnya.
Selanjutnya: Laba Bersih Tumbuh Triple Digit, Begini Prospek DCI Indonesia (DCII)
Menarik Dibaca: Indodana Perluas Portofolio pada Pembiayaan Motor Listrik Ramah Lingkungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News