Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia merespon soal dampak langsung kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor sektor perikanan dan kelautan.
Wakil Ketua Umum Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia Yugi Prayanto mengatakan, kebijakan pengenaan tarif ini dapat berdampak langsung terhadap kehidupan nelayan. Untuk itu pemerintah diminta memaksimalkan negosiasi dengan AS terkait hal ini.
"Karena ini dampaknya ke orang kecil, nelayan dan petambak yang jumlahnya sampai jutaan," katanya dalam keterangan resminya, Sabtu (19/4).
Yugi juga meminta agar isu sosial terkait dapaknya terhadap nelayan dapat di bawa dalam proses negosiasi dengan pemeritahan AS.
Ia meyakini isu ini dapat menjadi pertimbangan kuat bagi AS dalam mengambil keputusan dagang.
Baca Juga: Tarif Trump Bisa Tembus 47%, Menko Airlangga: Perundingan Diselesaikan 60 Hari
Sejalan dengan ini, Kadin juga meminta pemerintah untuk memulai perbaikan data perikanan. Langkah ini, dinilai krusial untuk menghitung target pertumbuhan sektor secara akurat.
"Amerika (Serikat) biasanya sangat prihatin kalau berkaitan dengan social issues. Dan juga mereka sendiri tidak ada swasembada perikanan, jadi pasti perlu perikanan dari kita. Jadi push and pull factor ini penting,” kata Yugi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Tornanda Syaifullah menegaskan pemerintah tengah menyiapkan solusi konkret dalam waktu 90 hari ke depan sejak ketetapan tarif diberlakukan.
“Pemerintah tetap mencari solusi terbaik. Kita diberi waktu 90 hari sejak kebijakan ini diumumkan. Ini adalah momen penting untuk merombak sektor dari hulu ke hilir," ujarnya.
Pemerintah akan menata ulang termasuk perbaikan data semua komoditas perikanan dan kelautan agar sektor ini tetap kompetitif di pasar internasional.
"Jika pasar Amerika (Serikat) tidak lagi memungkinkan karena tarif terlalu tinggi, kita harus membidik pasar baru, seperti Uni Emirat Arab, Asia Tenggara, atau Eropa,” jelas Tornanda.
Baca Juga: IMF Tegaskan Tarif Trump Tidak Sebabkan Resessi Global, Tapi Ketidakpastian Tinggi
Sebagai informasi, merujuk pada data KKP, Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan utama ekspor produk perikanan nasional di 2024.
Nilai ekspor ke Negeri Paman Sam mencapai US$ 1,90 miliar atau 31,97% dari total ekspor perikanan Indonesia di 2024.
Posisi selanjutnya ditempati China sebesar 20,88% dari total ekspor perikanan Indonesia, diikuti ASEAN 14,39%, Jepang sebesar 10,06%, dan Uni Eropa 6,96%.
AS juga tercatat menjadi negara tujuan utama ekspor udang Indonesia yakni 63% dari total volume ekspor udang di 2024 yang mencapai 214.575 ton. Disusul Jepang 15%, China dan Asean 6%, Uni Eropa 4%, serta Rusia, Taiwan, dan Korea 1%.
Selanjutnya: Cara Ganti Nama FF Spasi Kosong hingga Bikin Nama yang Keren di Tahun 2025
Menarik Dibaca: Jadi Penyebab Stres, Ini 5 Makanan dan Minuman yang Harus Anda Hindari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News