Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Secara mengejutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, akhirnya mengumumkan tarif resiprokal yang dikenakan untuk barang-barang dari Indonesia sebesar 19%. Tarif tersebut lebih rendah daripada ancaman Trump sebelumnya, dengan tarif 32%.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian mengungkapkan, setelah Indoensia mendapatkan kesepakatan perang dagang, sudah saatnya juga kebijakan moneter lebih longgar.
Menurut Fakhrul, dengan sangat rendahnya inflasi Indonesia hanya di 1.87% dan semakin stabil dan adanya kecendrungan menguat pada nilai tukar rupiah, ruang penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi semakin besar. Fakhrul melihat BI akan menurunkan suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5,25% pada hari ini, Rabu (16/7).
Sebagaimana diketahui, BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) terkait arah kebijakan suku bunga atau BI-Rate hari ini pukul 14.00 WIB.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.167,5 di Pagi Ini (16/7), BBTN, JPFA, CTRA Jadi Top Gainers LQ45
“Penurunan ini harus dilaksanakan karena sudah banyak negara tetangga yang menurunkan bunga seperti India dan Malaysia, serta ugensi bergeser pada pertumbuhan ekonomi, dari kestabilan rupiah,” tutur Fakhrul dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/7).
Disisi mata uang, Fakhrul berpandangan bahwa untuk memperkuat rupiah, harus ada ekspektasi perbaikan ekonomi yang bersumber dari dorongan moneter dan fiskal. Setelah BI potong suku bunga dan belanja pemerintah meningkat, maka arus modal akan kembali dan memperkuat rupiah.
Fakhrul sendiri memperkirakan bahwa rupiah bisa menguat sampai ke level Rp 15.500 per dollar AS tahun ini.
Terkait dengan pasar keuangan, ia memandang dengan adanya hal positif seperti perjanjian dagang, penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia, serta Perbaikan ekonomi pada paruh kedua tahun 2025, IHSG bisa mencapai 7750 pada akhir tahun ini. Sektor unggulan pada paruh kedua tahun ini adalah sektor terkait metal dan consumer.
Sebelumnya, Trump menguraikan bahwa kesepakatan Indonesia, yang secara kasar menyerupai pakta yang baru-baru ini dicapai dengan Vietnam, dengan tarif tetap untuk ekspor ke AS, kira-kira dua kali lipat dari tarif yang berlaku saat ini, yakni 10% dan tidak ada pungutan yang dikenakan pada ekspor AS ke Indonesia.
Kesepakatan tersebut juga mencakup tarif penalti untuk apa yang disebut transhipment barang dari China melalui Indonesia, dan komitmen untuk membeli beberapa barang AS.
"Mereka akan membayar 19% dan kami tidak akan membayar apa pun ... kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia, dan kami memiliki beberapa kesepakatan yang akan diumumkan," kata Trump di luar Ruang Oval seperti dikutip dari Reuters.
Selain itu, Trump kemudian mengatakan di platform Truth Social-nya bahwa Indonesia telah setuju untuk membeli produk energi AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian Amerika senilai US$ 4,5 miliar, dan 50 jet Boeing, meskipun tidak ada jangka waktu pembelian yang ditentukan.
Baca Juga: BEI Buka Gembok Perdagangan MFIN, KRAS dan FITT Mulai Perdagangan Hari Ini (16/7)
Selanjutnya: Elitery Ekspansi ke Malaysia, Jalin Kemitraan dengan Perusahaan Lokal
Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Turun Rp 6.000 Hari Ini 16 Juli 2025, ke Posisi Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News