Reporter: Abdul Basith, Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
“Dua faktor itu yang mempengaruhi pertumbuhan meskipun ada momentum Lebaran, ada gaji ke-13, THR, tetap hanya di 5,05%. Tertolong konsumsi,” lanjut Bambang.
Ke depan, Bambang menilai, tidak ada cara lain menolong nasib pertumbuhan ekonomi Indonesia selain melalui kontribusi investasi. Ia berharap, memasuki semester kedua, minat investor semakin tinggi seiring dengan kepastian di dalam negeri.
Baca Juga: Jawa menjadi jawara pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2019
“Kemarin masih ada mood wait and see, mudah-mudahan triwulan ketiga dan keempat investasi sudah lebih bagus. Investasi dan sektor manufaktur yang benar-benar jadi perhatian,” pungkasnya.
Adapun, Bambang mengakui, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih lambat sejauh ini menjadi peringatan dini bagi pemerintah.
Terutama di tengah tekanan dan ketidakpastian global yang masih tinggi sehingga membuat perekonomian semakin rentan.
Di sisi lain, Indonesia perlu memacu pertumbuhan ekonomi dalam upaya menjebol jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri meramal pertumbuhan ekonomi berada di level 5,1% di akhir 2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News