kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Kenaikan Penjualan Eceran Cuma Faktor Musiman, Bukan Pemulihan Daya Beli


Rabu, 09 Juli 2025 / 16:56 WIB
Kenaikan Penjualan Eceran Cuma Faktor Musiman, Bukan Pemulihan Daya Beli
ILUSTRASI. Kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat pada Juni 2025. Hal ini tercermin dari hasil survei Bank Indonesia (BI) terkait Indeks Penjualan Riil (IPR).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat pada Juni 2025. Hal ini tercermin dari hasil survei Bank Indonesia (BI) terkait Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diproyeksikan tumbuh 2,0% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 233,7.

Namun, kenaikan tersebut terbilang tipis jika dibandingkan Maret 2025 yang mencatatkan IPR sebesar 232,4 atau tumbuh 1,9% yoy. Secara bulanan (month to month/mtm), penjualan eceran pada Juni 2025 juga diperkirakan hanya naik 0,5%.

Kepala Pusat Makroekonomi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufiqurrahman menilai, perbaikan penjualan ritel bulan Juni lebih banyak dipengaruhi faktor musiman ketimbang perbaikan fundamental ekonomi atau daya beli masyarakat.

Ia menyebut momentum seperti libur sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha, serta program potongan harga tengah tahun (mid season sale) menjadi pendorong utama peningkatan konsumsi.

“Oleh karena itu, kebijakan ke depan harus fokus pada penguatan pendapatan riil masyarakat kelas menengah bawah, jaminan harga pangan stabil, dan perluasan lapangan kerja formal agar konsumsi bisa pulih secara struktural, tidak hanya musiman,” kata Rizal kepada Kontan, Rabu (9/7).

Baca Juga: Hasil Survei BI: Kinerja Penjualan Eceran Diprediksi Naik Tipis Pada Juni 2025

Rizal menjelaskan, tren pertumbuhan IPR dalam beberapa bulan terakhir masih sangat bergantung pada peristiwa-peristiwa musiman dan belum mencerminkan perbaikan daya beli secara menyeluruh. Kenaikan IPR Juni 2025 sebesar 2,0% yoy juga bertepatan dengan momen Iduladha, sebagaimana pola yang kerap terjadi pada Mei atau Desember di tahun-tahun sebelumnya.

Menurut dia, tanpa dukungan momentum tertentu seperti hari besar, hari libur nasional, atau stimulus belanja, penjualan eceran cenderung stagnan atau justru menurun. Kondisi ini memperlihatkan bahwa konsumsi ritel masih lemah secara fundamental.

Sejalan dengan itu, Rizal menilai tekanan struktural tengah membayangi sektor konsumsi domestik, yang selama ini menyumbang sekitar 54% terhadap PDB nasional.

Kenaikan penjualan yang terbatas dan sangat tergantung pada momentum memperlihatkan belum pulihnya kepercayaan konsumen serta belum stabilnya daya beli riil masyarakat.

“Ini bisa disebabkan oleh inflasi pangan yang masih relatif tinggi, stagnasi pendapatan riil, dan beban pengeluaran rumah tangga yang meningkat seperti angsuran, biaya pendidikan, transportasi. Dengan kata lain, konsumsi tidak tumbuh secara merata dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rizal mengatakan, daya beli masih menghadapi tantangan serius. Ketika pertumbuhan IPR cenderung lambat dan bersifat fluktuatif, hal itu menandakan pendapatan riil belum cukup kuat untuk menopang konsumsi dalam jangka panjang.

Faktor lain seperti ekspektasi inflasi dan ketidakpastian ekonomi, termasuk potensi kenaikan harga BBM subsidi atau tarif listrik juga turut menahan keinginan masyarakat untuk belanja. Di sisi lain, meskipun upah minimum naik, hal tersebut tidak selalu diikuti oleh peningkatan produktivitas dan penyerapan tenaga kerja yang berkualitas. Akibatnya, daya beli agregat tetap tertahan.

Baca Juga: Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat Pada Agustus 2025, Ini Pendorongnya

Rizal menyarankan agar pemerintah tidak mengandalkan pola konsumsi jangka pendek yang berbasis musim, tetapi segera memperkuat pondasi ekonomi rumah tangga melalui reformasi pendapatan dan stabilisasi harga kebutuhan pokok.

"Tanpa reformasi pendapatan riil dan perlindungan harga pangan, konsumsi akan tetap stagnan, dan pertumbuhan ekonomi rentan fluktuasi,” kata Rizal.

Selanjutnya: Alibaba Cloud Jalin Kemitraan Baru dengan Beragam Platform Tranformasi Teknologi

Menarik Dibaca: Alibaba Cloud Jalin Kemitraan Baru dengan Beragam Platform Tranformasi Teknologi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×