kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.918.000   12.000   0,63%
  • USD/IDR 16.395   6,00   0,04%
  • IDX 7.550   -68,02   -0,89%
  • KOMPAS100 1.058   -6,27   -0,59%
  • LQ45 798   -6,91   -0,86%
  • ISSI 255   -0,71   -0,28%
  • IDX30 413   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 473   -3,89   -0,82%
  • IDX80 120   -0,65   -0,54%
  • IDXV30 124   0,66   0,54%
  • IDXQ30 131   -1,42   -1,07%

Daya Beli Lesu, S&P Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,8% pada Tahun 2025


Rabu, 30 Juli 2025 / 13:45 WIB
Daya Beli Lesu, S&P Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,8% pada Tahun 2025
ILUSTRASI. Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,8% pada tahun 2025. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,8% pada tahun 2025.

Pelemahan permintaan domestik dan pemangkasan belanja infrastruktur oleh pemerintah menjadi dua faktor penyebab utama dibalik perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Kami memperkirakan pertumbuhan PDB riil Indonesia sedikit di bawah 5% tahun ini karena permintaan domestik menunjukkan tanda-tanda melemah di awal tahun," tulis S&P dalam laporannya, dikutip Rabu (30/7/2025).

Baca Juga: IMF Revisi Naik Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,8% untuk Tahun 2025

S&P menyoroti pemangkasan anggaran infrastruktur oleh pemerintah menimbulkan risiko terhadap laju pertumbuhan, khususnya pada 2025.

Meski demikian, investasi dari Danantara diperkirakan akan membantu menutup sebagian kekurangan tersebut.

S&P juga mencatat bahwa outlook permintaan eksternal Indonesia turut melemah sejak pengumuman tarif baru oleh Amerika Serikat pada April lalu.

Namun, kesepakatan dagang antara kedua negara yang tercapai awal bulan ini diprediksi akan mengurangi sebagian dampak negatif dari tarif tersebut.

"Hal ini dapat memberikan kepastian bagi bisnis dan investasi," katanya.

Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Ekonomi, BI Masih Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga

Meski menghadapi tantangan eksternal, permintaan domestik diperkirakan tetap menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Ini ditopang oleh struktur demografi yang menguntungkan serta program sosial pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan tiga juta rumah murah.

Selanjutnya: Rating Drakor Head Over Heels Episode 12, Tamat dengan Angka Tertinggi

Menarik Dibaca: Gempa Rusia 8,7 M, BMKG Rilis Peringatan Dini Siaga Tsunami di Daerah Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×