kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kementan minta tambahan anggaran Rp 9 triliun


Senin, 19 Mei 2014 / 18:12 WIB
Kementan minta tambahan anggaran Rp 9 triliun
ILUSTRASI. Twibbon peringatan 18 tahun tsunami Aceh.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menjelang pengajuan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Kementerian Pertanian meminta tambahan anggaran sebesar Rp 9 triliun kepada pemerintah pusat.

Suswono, Menteri Pertanian mengatakan, tambahan dana tersebut diperlukan untuk dua keperluan.

Keperluan pertama atau sebesar Rp 6 triliun, rencananya akan digunakan untuk mendukung Rencana Aksi Bukit Tinggi. Sementara itu keperluan ke dua atau sebesar Rp 3 triliun, akan digunakan untuk menambah anggaran subsidi pupuk.

Suswono mengatakan, banyak pertimbangan kenapa kementeriannya meminta tambahan anggaran sampai dengan Rp 9 triliun tersebut.

Dalam kaitannya dengan Rencana Aksi Bukit Tinggi misalnya, Kementerian Pertanian memandang bahwa besaran dana yang digelontorkan saat ini kurang.

Akibat kekurangan anggaran tersebut, beberapa target yang telah ditetapkan dalam rencana aksi tersebut, seperti; target produksi padi sebesar 76 juta ton dan kedelai sebesar 1,5 juta ton terancam gagal.

"Rencana aksi tersebut perlu dukungan dana tanpa itu ya harus direvisi," kata Suswono di Jakarta Senin (19/5).

Sementara itu, untuk tambahan anggaran subsidi pupuk Suswono mengatakan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp 18 triliun pada 2014 ini kurang. Kekurangan ini terjadi akibat kenaikan harga pokok produksi pupuk.

Akibat kenaikan harga tersebut Suswono bilang, alokasi anggaran sebesar Rp 18 triliun hanya bisa digunakan untuk memproduksi 7,7 juta ton pupuk. Volume produksi tersebut jauh dari volume yang telah ditetapkan yang mencapai 9,2 juta ton.

"Untuk memenuhi kekurangan itu ada sebenarnya ada beberapa pilihan, pertama mengajukan tambahan dalam APBNP, menaikkan harga eceran tertinggi atau menggunakan mekanisme kurang bayar, pilihan pertama kami ajukan tambahan anggaran dulu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×