kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kementan minta tambahan anggaran Rp 9 triliun


Senin, 19 Mei 2014 / 18:12 WIB
Kementan minta tambahan anggaran Rp 9 triliun
ILUSTRASI. Twibbon peringatan 18 tahun tsunami Aceh.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menjelang pengajuan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Kementerian Pertanian meminta tambahan anggaran sebesar Rp 9 triliun kepada pemerintah pusat.

Suswono, Menteri Pertanian mengatakan, tambahan dana tersebut diperlukan untuk dua keperluan.

Keperluan pertama atau sebesar Rp 6 triliun, rencananya akan digunakan untuk mendukung Rencana Aksi Bukit Tinggi. Sementara itu keperluan ke dua atau sebesar Rp 3 triliun, akan digunakan untuk menambah anggaran subsidi pupuk.

Suswono mengatakan, banyak pertimbangan kenapa kementeriannya meminta tambahan anggaran sampai dengan Rp 9 triliun tersebut.

Dalam kaitannya dengan Rencana Aksi Bukit Tinggi misalnya, Kementerian Pertanian memandang bahwa besaran dana yang digelontorkan saat ini kurang.

Akibat kekurangan anggaran tersebut, beberapa target yang telah ditetapkan dalam rencana aksi tersebut, seperti; target produksi padi sebesar 76 juta ton dan kedelai sebesar 1,5 juta ton terancam gagal.

"Rencana aksi tersebut perlu dukungan dana tanpa itu ya harus direvisi," kata Suswono di Jakarta Senin (19/5).

Sementara itu, untuk tambahan anggaran subsidi pupuk Suswono mengatakan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp 18 triliun pada 2014 ini kurang. Kekurangan ini terjadi akibat kenaikan harga pokok produksi pupuk.

Akibat kenaikan harga tersebut Suswono bilang, alokasi anggaran sebesar Rp 18 triliun hanya bisa digunakan untuk memproduksi 7,7 juta ton pupuk. Volume produksi tersebut jauh dari volume yang telah ditetapkan yang mencapai 9,2 juta ton.

"Untuk memenuhi kekurangan itu ada sebenarnya ada beberapa pilihan, pertama mengajukan tambahan dalam APBNP, menaikkan harga eceran tertinggi atau menggunakan mekanisme kurang bayar, pilihan pertama kami ajukan tambahan anggaran dulu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×