Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan mendorong percepatan belanja di sisa tahun ini untuk memacu pemulihan ekonomi di paruh kedua tahun ini.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu kepada awak media di Gedung DPR, Kamis (24/7).
"APBN kita untuk 2025 kan kemarin sudah diumumkan outlook-nya, defisitnya 2,78%. Itu melibatkan masih banyak sekali belanja pemerintah yang harus dieksekusi dengan lebih cepat," kata Febrio.
Menurutnya, strategi utama pemerintah saat ini adalah mempercepat pelaksanaan belanja, terutama untuk program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Target Penerimaan Perpajakan pada Tahun 2026 Meningkat, Kemenkeu Beberkan Alasannya
"Jadi itu nanti akan mendukung rebound untuk semester kedua," katanya.
Febrio juga menyoroti dampak positif dari hasil negosiasi dagang antara Indonesia-AS yang berhasil menurunkan tarif dari 32% menjadi 19%.
"Dengan tarif yang lebih baik ini kita melihat pertumbuhan ekonomi bisa rebound di atas 5% untuk paruh kedua," katanya.
Hanya saja, saat ditanya apakah akan ada insentif lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sisa akhir tahun ini, Febrio tidak menjawab secara pasti.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto menegaskan bahwa saat ini belum ada rencana untuk menambah stimulus baru dalam bentuk insentif fiskal tambahan.
Adapun fokus pemerintah masih pada optimalisasi program prioritas dan belanja negara yang ada.
“Tapi kalau insentif baru atau stimulus baru belum ada. Cuma program-program prioritas ini yang perlu didorong. Sama government spending,” kata Haryo kepada awak media di Jakarta, Rabu (23/7).
Baca Juga: Implementasi Pajak Karbon, Kemenkeu Tunggu Kondisi Perekonomian Indonesia
Menurutnya, program prioritas seperti penyediaan makanan ergizi menjadi salah satu fokus yang akan diperkuat dalam belanja di sisa tahun ini.
Ia menegaskan, insentif yang sempat bergulir pada Juni–Juli saat ini tinggal dievaluasi, dan tidak termasuk dalam insentif yang berlanjut.
Sementara itu, Sesmenko Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasionak, pemerintah tetap menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2025.
Saat ini, pemerintah tengah menyusun sejumlah kebijakan lanjutan yang ditargetkan akan selesai dan diumumkan pada kuartal III-2025 guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Meski Tertekan, Menperin Yakin Industri Otomotif Nasional Segera Pulih
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 25-26 Juli, Provinsi Ini Status Waspada Hujan Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News