kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebutuhan pembiayaan korporasi menurun pada Januari 2021


Jumat, 19 Februari 2021 / 12:47 WIB
Kebutuhan pembiayaan korporasi menurun pada Januari 2021


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, kebutuhan pembiayaan korporasi melambat pada bulan Januari 2021. 

Ini terlihat dari saldo bersih tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi yang sebesar 9,2% atau tidak setinggi SBT 13,9% pada bulan sebelumnya. 

Meski begitu, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan masih ada sejumlah sektor yang menunjukkan kebutuhan pembiayaan yang meningkat. 

“Antara lain sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan, dan jasa lainnya,” ujar Erwin dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (19/2). 

Terperinci, sektor informasi dan komunikasi mencatat SBT sebesar 1,4% pada bulan Januari 2021. Padahal, pada bulan Desember 2020 sektor ini mencatat SBT 0,0%. 

Sementara sektor jasa keuangan mencatat SBT 1,7%, setelah pada bulan Desember 2020 memiliki SBT sebesar 0,6%. Dan sektor jasa lainnya memiliki SBT 0,6% atau naik tipis dari 0,5%. 

Baca Juga: Simak saham-saham pilihan analis usai BI memangkas suku bunga

Peningkatan kebutuhan pembiayaan sektor-sektor tersebut terutama untuk mendukung aktivitas operasional dengan pangsa 76,1%. 

Lalu, 41,3% dari mereka juga membutuhkan untuk mendukung pemulihan pasca new normal, 39,4% membutuhkan untuk membayar kewajiban jatuh tempo, dan 21,1% butuh pembiayaan untuk mendukung aktivitas investasi. 

Kemudian, sebanyak 48,6% responden menginformasikan bahwa kebutuhan pembiayaan yang meningkat dipenuhi dari dana sendiri. 8,3% mengambil pinjaman dari perusahaan induk. 

Sebanyak 16,5% mengambil pinjaman ke perbankan dalam negeri. Bahkan, pemenuhan kebutuhan pembiayaan lewat perbankan dalam negeri diindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. 

“Secara umum, responden menyampaikan bahwa preferensi pilihan pembiayaan tersebut dilakukan berdasar aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana, biaya (suku bunga), dan optimalisasi fasilitas eksisting,” tandas Erwin. 

Selanjutnya: Penurunan alokasi penempatan dana pemerintah di perbankan dinilai wajar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×