kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Kebijakan diversifikasi pangan nonberas sulit tercapai


Rabu, 09 Maret 2011 / 14:37 WIB
Kebijakan diversifikasi pangan nonberas sulit tercapai
ILUSTRASI.


Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can


JAKARTA. Bukan orang Indonesia namanya jika tidak makan nasi. Kenyataan inilah yang mengganjal upaya pemerintah menekan konsumsi beras 1,5% per kapita per tahun lewat program diversifikasi konsumsi pangan.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, konsumsi beras tinggi lantaran konsumsi bahan kebutuhan pokok seperti sayur mayur dan daging juga tinggi. "Jadi, kalau lihat dari time series yang ada sebetulnya penurunan hanya 0,6%," ujar Suswono usai rapat koordinasi ketahanan pangan di kantor Menko Perekonomian, Rabu (9/3)

Saat ini konsumsi beras rata-rata mencapai 139-140 kilogram per kapita per tahun. Adapun enam tahun lalu, konsumsinya mencapai 135 kilogram per kapita per tahun.

Suswono mengakui merubah pola pikir masyarakat untuk mengkonsumsi bahan pangan selain beras tidak gampang. Dia hanya bisa berharap masyarakat secara bertahap sadar sehingga target menekan konsumsi beras lewat program diversifikasi pangan tercapai.

Selain itu, pemerintah terus menggelar kampanye konsumsi bahan pangan selain beras hingga kini. "Makan tidak selalu harus dengan nasi, apalagi sudah makan jagung lima batang masa enggak kenyang gara-gara belum makan nasi," imbuh politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, kebijakan diversfikasi konsumsi pangan mengacu potensi tanaman pangan selain beras yang ada ada suatu daerah. "Ada sagu, jagung, singkong, ini sedang berjalan," katanya.

Meski demikian, pemerintah tetap menjaga ketahanan pangan khususnya pasokan beras. Armida menjelaskan, dari sisi suplai untuk meningkat produksi beras melalui program ekstensifikasi lahan seperti mencetak sawah baru maupun alih fungsi lahan telantar menjadi sawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×