Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can
JAKARTA. Bukan orang Indonesia namanya jika tidak makan nasi. Kenyataan inilah yang mengganjal upaya pemerintah menekan konsumsi beras 1,5% per kapita per tahun lewat program diversifikasi konsumsi pangan.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, konsumsi beras tinggi lantaran konsumsi bahan kebutuhan pokok seperti sayur mayur dan daging juga tinggi. "Jadi, kalau lihat dari time series yang ada sebetulnya penurunan hanya 0,6%," ujar Suswono usai rapat koordinasi ketahanan pangan di kantor Menko Perekonomian, Rabu (9/3)
Saat ini konsumsi beras rata-rata mencapai 139-140 kilogram per kapita per tahun. Adapun enam tahun lalu, konsumsinya mencapai 135 kilogram per kapita per tahun.
Suswono mengakui merubah pola pikir masyarakat untuk mengkonsumsi bahan pangan selain beras tidak gampang. Dia hanya bisa berharap masyarakat secara bertahap sadar sehingga target menekan konsumsi beras lewat program diversifikasi pangan tercapai.
Selain itu, pemerintah terus menggelar kampanye konsumsi bahan pangan selain beras hingga kini. "Makan tidak selalu harus dengan nasi, apalagi sudah makan jagung lima batang masa enggak kenyang gara-gara belum makan nasi," imbuh politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, kebijakan diversfikasi konsumsi pangan mengacu potensi tanaman pangan selain beras yang ada ada suatu daerah. "Ada sagu, jagung, singkong, ini sedang berjalan," katanya.
Meski demikian, pemerintah tetap menjaga ketahanan pangan khususnya pasokan beras. Armida menjelaskan, dari sisi suplai untuk meningkat produksi beras melalui program ekstensifikasi lahan seperti mencetak sawah baru maupun alih fungsi lahan telantar menjadi sawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News