kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kampung Industri, Alternatif Solusi Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan


Minggu, 26 Januari 2025 / 17:22 WIB
Kampung Industri, Alternatif Solusi Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan
ILUSTRASI. Ketua Umum?Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO)?Jose Rizal


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Kampung Industri yang digagas Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo), kini sudah menunjukkan geliatnya setelah pada periode kepengurusan lalu terkendala akibat pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Asprindo Jose Rizal, sesaat setelah membuka acara sosialisasi kembali tentang Kampung Industri ke pengurus DPP, DPW dan anggota Asprindo melalui zoom meeting Sabtu (25/1).

Jose menyebut bahwa untuk mengakselerasi pengembangan Kampung Industri, ia sudah dan sedang mencoba untuk bekerja sama dan bersinergi dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Baca Juga: Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Asprindo Gagas Program Kampung Industri

Di tingkat pusat, menurut Jose, pihaknya sudah beraudiensi dengan berbagai kementrian untuk mendapatkan dukungan, di antaranya Menteri PPN/Bappenas yang menyambut baik program ini, Menteri Kelautan dan Perikanan yang sudah mengarahkan dirjen terkait untuk melakukan peninjauan ke rintisan Kampung Industri perikanan Asprindo, dan Menteri Desa dan PDT yang dalam waktu dekat mengagendakan penandatanganan MoU.

Asprindo juga akan mengupayakan dukungan dari kementrian teknis lainnya dan pemerintah daerah.

Di luar itu, Jose menyebut akan mencanangkan kerja sama dengan Perguruan Tinggi untuk mendapatkan tenaga ahli dan pendampingan.

Ketua Dewan Pakar Asprindo Prof. Didin S Damanhuri yang juga guru besar IPB, telah menyiapkan tim pakar dari IPB untuk mengawal program ini.

“Harapan kami, ke depan, Kampung Industri bisa menjadi program nasional yang mendukung pemerintah dalam upaya membangun ketahanan pangan. Karena berbasis akar rumput, Kampung Industri merupakan alternatif solusi bagi pemerintah, baik untuk ketahanan pangan maupun untuk pengentasan kemiskinan,” papar Jose dalam keterangannya.

Jose menggarisbawahi bahwa di internal Asprindo, Kampung Industri adalah keniscayaan. Kampung Industri adalah wujud gotong royong para pengusaha pribumi untuk saling membesarkan usaha masing-masing.

“Kami harus menjalankan ini kalau mau besar dan kompetitif. Tidak ada cara lain. Karena selama ini pengusaha pribumi umumnya pengusaha kecil, dengan modal terbatas dan akses pasar yang juga terbatas. Pengusaha bumiputera tidak akan sanggup bersaing dengan oligarki yang menguasai perekonomian kita saat ini. Karena itu, pengusaha bumiputera harus bersatu, bersinergi dengan sesama anggota yang memiliki bisnis serupa, sehingga bisa membangun kekuatan baru. Kampung Industri adalah wujud ekonomi kerakyatan yang akan dikelola secara profesional,” tandasnya.

Baca Juga: Hebat, koperasi ini bakal ekspor ratusan ton bumbu rendang ke Arab Saudi

Sekadar menyegarkan ingatan, Kampung Industri versi Asprindo adalah sebuah kawasan perkampungan yang menjadikan bisnis rumahan dan UMKM yang dikelola mayoritas penduduk, diarahkan menjadi kawasan ekosistem usaha yang terintegrasi, dengan melibatkan elemen masyarakat bersinergi dengan pengusaha anggota Asprindo di setiap wilayah.

“Kunci Kampung industri adalah produk unggulan setiap wilayah, gotong royong dalam pengadaan sumber daya, dioperasikan secara profesional, dengan kemanfaatan win-win di antara seluruh elemen yang terlibat,” demikian Jose.

Tiga Peran Strategis

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Asprindo Ana Mustamin, menjelaskan tentang peran strategis yang akan dijalankan Asprindo pada setiap rintisan Kampung Industri.

Yang pertama, menurutnya adalah, bagaimana menciptakan nilai tambah (market value creation). Untuk bidang pertanian misalnya, Asprindo menggagas Food Ingredients Industry.

Mengumpulkan dan mengelola hasil pertanian dalam satu kawasan untuk kepentingan produk antara, seperti food ingredients, menurut Ana, sebetulnya tidak sulit.

“Hanya dibutuhkan kemauan dan sedikit usaha melakukan penyortiran dan pengemasan,” jelasnya.

Pengusaha Asprindo sudah ada yang menjalankan usaha dengan mendirikan pabrik food ingredients, teknologi terapan diciptakan sendiri, dan dengan kebutuhan bahan baku dan jaringan pasar yang sudah sangat besar.

Usaha ini mengurangi ketergantungan impor, sekaligus menjamin hasil panen petani terserap, tidak membusuk, dan harga pembelian bisa tetap stabil.

“Pengurus DPW Asprindo di seluruh Indonesia bisa menjalankan usaha ini, minimal sebagai pemasok bahan baku hasil pertanian yang sudah siap olah di pabrikan. Ini jika mereka tidak mampu mendirikan pabrik food ingredients sendiri. Kuncinya hanya kemauan dan konsistensi,” papar Ana.

Peran kedua adalah Asprindo menerapkan Parenting Style. Pengurus DPP di bawah arahan Dewan Pakar, memberikan pendampingan manajemen kepada unit-unit usaha DPW Asprindo.

Kalau perlu dibentuk holding company, dan seluruh unit usaha di bawah Asprindo menjadi subsidiaries. Sehingga strategi korporasi dan strategi bisnisnya terarah.

Peran ketiga adalah mengawal operasional dan menetapkan parameter keberhasilan. Dari peran ini, Kampung Industri diharapkan bisa mencapai otomatisasi proses bisnis, memiliki keselarasan tujuan usaha, proses digitalisasi dan layanan yang kompetitif, mampu comply dengan regulasi, memiliki kemampuan mengelola dan mengembalikan investasi, memiliki kemampuan beradaptasi dengan pasar, dan tetap mampu menjaga volatilitas antara biaya dan pendapatan.

“Hal terakhir ini adalah kelemahan umum UMKM di luar aspek permodalan. Mereka tidak bisa menjaga kesinambungan usaha, dan tidak punya quality control yang persisten,” papar Ana.

Ana menyebut, Kampung Industri akan masuk dalam empat bidang industri: pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, serta pariwisata.

“Ini kerja besar bagi Asprindo. Dan butuh proses panjang. Tapi kami berharap, dengan dukungan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, pengusaha pribumi bisa bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tutup Ana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×