kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kampung Industri, Alternatif Solusi Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan


Minggu, 26 Januari 2025 / 17:22 WIB
Kampung Industri, Alternatif Solusi Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan
ILUSTRASI. Ketua Umum?Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO)?Jose Rizal


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Tiga Peran Strategis

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Asprindo Ana Mustamin, menjelaskan tentang peran strategis yang akan dijalankan Asprindo pada setiap rintisan Kampung Industri.

Yang pertama, menurutnya adalah, bagaimana menciptakan nilai tambah (market value creation). Untuk bidang pertanian misalnya, Asprindo menggagas Food Ingredients Industry.

Mengumpulkan dan mengelola hasil pertanian dalam satu kawasan untuk kepentingan produk antara, seperti food ingredients, menurut Ana, sebetulnya tidak sulit.

“Hanya dibutuhkan kemauan dan sedikit usaha melakukan penyortiran dan pengemasan,” jelasnya.

Pengusaha Asprindo sudah ada yang menjalankan usaha dengan mendirikan pabrik food ingredients, teknologi terapan diciptakan sendiri, dan dengan kebutuhan bahan baku dan jaringan pasar yang sudah sangat besar.

Usaha ini mengurangi ketergantungan impor, sekaligus menjamin hasil panen petani terserap, tidak membusuk, dan harga pembelian bisa tetap stabil.

“Pengurus DPW Asprindo di seluruh Indonesia bisa menjalankan usaha ini, minimal sebagai pemasok bahan baku hasil pertanian yang sudah siap olah di pabrikan. Ini jika mereka tidak mampu mendirikan pabrik food ingredients sendiri. Kuncinya hanya kemauan dan konsistensi,” papar Ana.

Peran kedua adalah Asprindo menerapkan Parenting Style. Pengurus DPP di bawah arahan Dewan Pakar, memberikan pendampingan manajemen kepada unit-unit usaha DPW Asprindo.

Kalau perlu dibentuk holding company, dan seluruh unit usaha di bawah Asprindo menjadi subsidiaries. Sehingga strategi korporasi dan strategi bisnisnya terarah.

Peran ketiga adalah mengawal operasional dan menetapkan parameter keberhasilan. Dari peran ini, Kampung Industri diharapkan bisa mencapai otomatisasi proses bisnis, memiliki keselarasan tujuan usaha, proses digitalisasi dan layanan yang kompetitif, mampu comply dengan regulasi, memiliki kemampuan mengelola dan mengembalikan investasi, memiliki kemampuan beradaptasi dengan pasar, dan tetap mampu menjaga volatilitas antara biaya dan pendapatan.

“Hal terakhir ini adalah kelemahan umum UMKM di luar aspek permodalan. Mereka tidak bisa menjaga kesinambungan usaha, dan tidak punya quality control yang persisten,” papar Ana.

Ana menyebut, Kampung Industri akan masuk dalam empat bidang industri: pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, serta pariwisata.

“Ini kerja besar bagi Asprindo. Dan butuh proses panjang. Tapi kami berharap, dengan dukungan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, pengusaha pribumi bisa bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tutup Ana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×