kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.340   25,00   0,15%
  • IDX 7.182   11,08   0,15%
  • KOMPAS100 1.058   -1,55   -0,15%
  • LQ45 834   0,83   0,10%
  • ISSI 213   -0,32   -0,15%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 513   2,60   0,51%
  • IDX80 121   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,29   -0,24%
  • IDXQ30 141   0,25   0,18%

Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Asprindo Gagas Program Kampung Industri


Selasa, 21 Januari 2025 / 17:34 WIB
Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Asprindo Gagas Program Kampung Industri
ILUSTRASI. Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO), Prof Didin S Damanhuri


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO), Prof. Didin S. Damanhuri, menekankan pentingnya pengembangan ekonomi daerah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Salah satu solusi strategis yang ditawarkan adalah program Kampung Industri yang digagas ASPRINDO.

"Kampung industri ASPRINDO saat ini, merupakan sebuah rintisan dalam mendongkrak ekonomi daerah dan juga sebagai gerakan mula untuk melawan arus industri besar. Dan jika ini menjadi gerakan nasional yang bisa ditopang oleh pemerintah, Kampung Industri ini akan menjadi jalur by pass untuk pergerakan yang lebih masif," kata Prof Didin dalam keterangannya Selasa (21/1).

Baca Juga: Jika Pertumbuhan Ekonomi 8%, Konsumsi Listrik Diperkirakan Capai 6.500 kWh Per Kapita

Ia menyebut, dengan skema produk unggulan local specific dari setiap daerah, yang nantinya akan naik kelas menjadi produk unggulan provinsi, selanjutnya skala nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan akan masuk skala regional dan internasional, maka diharapkan akan mampu mengimbangi industrialisasi asing.

"Produk asing itu boleh saja, selama memang pemerintah bisa selektif. Dan pada ujungnya, produk lokal akan mampu berkompetisi dan membentuk sinergi perdagangan antara produk lokal dengan asing," ucapnya.

Prof Didin mengemukakan, produk asing itu tidak semuanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, karena merupakan kolaborasi antar negara yang berbasis kebutuhan negara-negara tersebut.

"Jika produk lokal bisa dipacu untuk naik kelas, mulai dari kualitas, pengemasan atau hal lainnya, dan didukung dengan regulasi, maka tak tertutup kemungkinan ini akan menjadi kunci bagi pergerakan ekonomi nasional," ucapnya lagi.

Regulasi yang dimaksud adalah bagaimana pemerintah bisa mengatur setiap produk tidak saling 'membunuh' tapi saling mendukung, dengan mengedepankan kearifan lokal dan keunikan masing-masing daerah.

Baca Juga: AP3MI Siapkan Strategi Jitu Menuju Target Pertumbuhan 8% pada Tahun 2025

"Ini bisa disebut dengan Nusantaranomics. Saat ini memang sudah ada yang baik tapi belum tersentuh digitalisasi dan teknologi modern. Di sinilah kemampuan untuk meng-orkestrasi seluruh sumber daya ini menjadi harmoni ekonomi yang kuat," kata Prof Didin lebih lanjut.

Untuk mencapai hal tersebut, ia menyatakan ASPRINDO harus proaktif untuk meyakinkan seluruh komponen kementerian dan lembaga, salah satunya Bappenas yang sudah dilakukan pertemuan awal untuk memasukkan Kampung Industri dalam program nasional.

"Saya memaklumi bahwa kementerian pun saat ini masih padat dalam program peralihan dari Jokowi ke Prabowo serta persiapan program-program baru yang dicanangkan oleh pemerintahan baru. Yang dibutuhkan Kampung Industri itu hanya dukungan. Kampung Industri itu tidak meminta anggaran negara, hanya membutuhkan dukungan akses ke market, perlindungan regulasi, dan kemudahan mendapatkan pembiayaan dari perbankan. Istilahnya Market Intelligence," tandasnya.

Secara terpisah, Sekjen ASPRINDO Ana Mustamin menyatakan, Kampung Industri merupakan program unggulan ASPRINDO, yang sejak awal pendirian asosiasi sudah digagas. Hanya tertunda implementasinya karena adanya pandemi Covid-19.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×