kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi targetkan defisit anggaran 2020 di level 1,76% terhadap PDB


Jumat, 16 Agustus 2019 / 15:19 WIB
Jokowi targetkan defisit anggaran 2020 di level 1,76% terhadap PDB
ILUSTRASI. Presiden Jokowi menyerahkan APBN 2020


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Wododo (Jokowi) menargetkan defisit anggaran tahun 2020 berada di level 1,76% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara, target defisit anggaran sampai dengan akhir tahun 2019 sekitar 1,93%. Tren ini diharapkan dapat berlangsung dengan mulus, dibandingkan dengan defisit anggaran dari 2,59% terhadap PDB pada tahun 2015.

Baca Juga: Ini asumsi RAPBN 2020: Pertumbuhan ekonomi 5,3%, kurs rupiah Rp 14.400, inflasi 3,1%

Sejalan dengan itu, Jokowi menyampaikan defisit keseimbangan primer juga dipersempit dari Rp142,5 triliun pada tahun 2015, menjadi sekitar Rp34,7 triliun pada tahun 2019, dan diupayakan lebih rendah lagi menjadi Rp12,0 triliun pada tahun 2020.

Asal tahu saja, keseimbangan primer merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Lebih lanjut Jokowi mengatakan defisit anggaran dan rasio utang terhadap PDB tetap dikendalikan dalam batas aman, di bawah tingkat yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Keuangan Negara, sekaligus untuk mendorong keseimbangan primer menuju positif.

Baca Juga: Jokowi: Belanja negara tahun 2020 juga fokus kurangi ketimpangan antarwilayah

Guna meraih target tersebut, Jokowi bilang pemerintah akan terus meningkatkan kebijakan fiskal di tahun 2020 yang diharapkan mampu menjaga keseimbangan primer atau bahkan surplus dalam waktu dekat.

“Kebijakan fiskal tahun 2020 bersifat ekspansif, terarah, dan terukur. Defisit anggaran pada tahun 2020 akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati sehingga berkelanjutan,” kata Jokowi dalam Sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020.

Oleh karenanya, utang akan dikelola melalui kombinasi instrumen yang efisien, di antaranya dengan mempertimbangkan faktor risiko, serta pemanfaatannya secara lebih produktif.

Baca Juga: Jokowi: Tantangan ekonomi ke depan semakin berat

Adapun pemanfaatan utang antara lain untuk kegiatan yang mendukung program pembangunan nasional, baik di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, infrastruktur, maupun pertahanan dan keamanan.

“Utang pemerintah terus dikelola secara transparan dan akuntabel, dengan memperkecil risiko pada stabilitas ekonomi di masa sekarang dan akan datang,” ungkap Jokowi.

Pembiayaan yang kreatif untuk akselerasi pembangunan infrastruktur juga dilakukan dengan memberdayakan peran swasta, melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Baca Juga: Tahun 2020, alokasi anggaran pendidikan naik mencapai Rp 506 triliun

“Saya mengajak kita semua agar mulai hari ini, mulai saat ini, mulai detik ini, kita gerakkan seluruh sumber daya ekonomi Indonesia untuk mewujudkan lompatan-lompatan kemajuan,” ujar Jokowi.

Jokowi optimistis bahwa Indonesia layak dan mampu menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. “Kita tunjukkan, bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh sekaligus memberikan rasa keadilan. Kita wujudkan ekonomi Indonesia yang menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Jokowi.

Baca Juga: Jokowi sampaikan lima fokus kebijakan APBN 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×