Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan kebijakan fiskal untuk tahun 2020 melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN). Salah satu kebijakan yang menjadi komitmen Jokowi ialah melanjutkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari seluruh belanja negara.
Tahun depan, anggaran pendidikan direncanakan sebesar Rp 505,8 triliun.
Baca Juga: Ini asumsi RAPBN 2020: Pertumbuhan ekonomi 5,3%, kurs rupiah Rp 14.400, inflasi 3,1%
“Anggaran meningkat 29,6% dibandingkan realisasi anggaran pendidikan di tahun 2015 yang sekitar Rp 390,3 triliun,” ujar Jokowi dalam keterangannya di hadapan Sidang Paripurna, Jumat (16/8).
Dengan anggaran pendidikan yang meningkat tersebut, Jokowi mengatakan, diharapkan tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal.
Kemampuan dasar anak-anak Indonesia harus terus dibangun, mulai dari pendidikan usia dini dan pendidikan dasar. Terutama untuk meningkatkan kemampuan literasi, matematika, dan sains, sehingga menjadi pijakan bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, katanya.
Baca Juga: Jokowi: Angka kemiskinan terendah di sepanjang sejarah
Di jenjang pendidikan menengah dan tinggi, pemerintah merancang pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan industri.
Kebijakan untuk meningkatkan kualitas manusia juga akan ditekankan pada perbaikan kualitas guru, mulai dari proses penyaringan, pendidikan keguruan, pengembangan pembelajaran, dan metode pengajaran yang tepat dengan memanfaatkan teknologi.
Pada pendidikan dasar dan menengah, dalam rangka pemerataan akses pendidikan dan percepatan wajib belajar 12 tahun, Pemerintah melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada 54,6 juta siswa pada 2020 mendatang.
Baca Juga: Jokowi: Capaian ekonomi lima tahun terakhir menggembirakan
Selain itu, pemerintah juga melanjutkan Program Indonesia Pintar (PIP) dengan memberikan beasiswa hingga 20,1 juta siswa.
Jokowi melanjutkan, pemerintah akan memperluas sasaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi kepada 818 ribu mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, yang memiliki prestasi akademik melalui Kartu Indonesia Pintar- Kuliah (KIP-Kuliah), termasuk lanjutan bidik misi.
Beasiswa KIP-Kuliah ini juga diberikan untuk mahasiswa pendidikan vokasi dan politeknik, serta pendidikan sarjana pada program studi sains dan teknologi.
Terakhir, Jokowi menegaskan, pemerintah pada tahun 2020 akan menginisiasi program kartu Pra-Kerja.
Baca Juga: Indonesia president vows to process more resources onshore
“Di mana mereka dapat memilih jenis kursus yang diinginkan, antara lain coding, data analytics, desain grafis, akuntansi, bahasa asing, barista, agrobisnis, hingga operator alat berat,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News