Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik pupuk NPK PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Jokowi mengatakan, investasi pengembangan pabrik tersebut mencapai Rp 1,7 triliun. Jumlah investasi tersebut digunakan untuk industri NPK dan juga sarana-sarana pelabuhan utama.
"Inilah yang kita kerjakan dan investasi untuk PIM ini telah keluar Rp 1,7 triliun, baik untuk industri NPK maupun untuk sarana-sarana pelabuhan utamanya," kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (10/2).
Dengan adanya pengembangan pabrik pupuk tersebut, kapasitas produksi dapat meningkat dua kali lipat menjadi 1,14 juta ton pertahun. Sebelumnya kapasitas yang dimiliki pabrik tersebut ialah 570.000 ton pupuk per tahun.
"Yang jelas saya ingin agar kapasitas yang ada di sini 570.000 ton kali dua, berarti 1,14 juta ton, itu betul-betul nanti maksimal bisa keluar," ujar Jokowi.
Baca Juga: Tak Hanya Minerba, Jokowi Minta Hilirisasi Sumber Daya Alam Laut Ditingkatkan
Dengan kemampuan produksi yang meningkat, diharapkan mampu menjawab keluhan-keluhan petani selama ini mengenai pupuk. Selain itu adanya peningkatan produksi juga berpotensi untuk dikembangkan ke ekspor.
Jokowi menyebut, terdapat dua pabrik pupuk di Aceh yang berhenti yakni Aceh Asean Fertilizer (AAF) dan PIM.
Pengembangan baru dilakukan pada pabrik pupuk PIM. Adapun untuk AAF saat ini masih dilakukan kalkulasi untuk rencana pengembangannya.
"Tapi ini baru dijalankan ya g PIM-nya, AAF masih ada banyak masalah yang harus dilihat dan dihitung. Jalan dulu, satu ngga apa-apa. PIM 1 PIM 2 jalanin, kebutuhan gas dicarikan. Ini kebutuhan dasar yang kita inginkan kok dibiarin saja," imbuhnya.
Selain itu, Jokowi juga meminta Kementerian BUMN, dan PT Pupuk Indonesia, dan PT PIM untuk mencari solusi untuk permasalahan gas. Pasalnya permasalahan gas kini menjadi faktor kendala produksi dari pupuk. Misalnya saja seperti AAF dan PIM yang terpaksa berhenti beroperasi kemarin lantaran permasalahan gas.
"Aceh ASEAN fertilizer dan pupuk Iskandar Muda, AAF sama PIM berhenti. Problemnya apa? Ini sudah sejak 2005 pak. Problemnya gas. Apakah kita kalau ngga cukup gas kita dari dalam negeri, apakah ngga bisa kita impor agar pabriknya ini jalan. Saya enggak tahu, berpuluh tahun, bertahun-tahun kita diamkan saja aset sebesar ini. Itulah yang saya tugaskan saat itu kepada Menteri Erick Thohir untuk bisa dijalankan dua-duanya," kata Jokowi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Aceh, Resmikan Pabrik Pupuk hingga Serahkan KUR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News