Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo hari ini memberikan Pidato Kepresidenan pada Sidang Tahunan MPR RI. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki bekal untuk meningkatkan ekspor saat ini.
Hal ini disebabkan oleh kepercayaan internasional yang diperoleh oleh Indonesia. Sebagai contoh, peringkat Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia melompat 48 peringkat selama tiga tahun menjadi posisi 72 pada tahun 2018.
“Berbagai program reformasi struktural telah meningkatkan daya saing perekonomian nasional secara signifikan. Peringkat EoDB Indonesia melompat menjadi posisi 72 pada tahun 2018. Peringkat Global Competitiveness Index kita naik 5 peringkat dari posisi 41 di tahun 2016 menjadi posisi 36 di tahun 2017,” kata dia di Gedung DPR RI, Kamis (16/8).
Ia melanjutkan, kepercayaan dunia internasional terhadap ketangguhan dan prospek positif ekonomi Indonesia juga terlihat dengan sudah diraihnya peringkat investment grade, layak investasi, dari lembaga-lembaga pemeringkat internasional ternama, seperti Moody’s, Fitch, dan S&P.
“Itu adalah momentum bagi kita untuk meningkatkan investasi dan mendorong ekspor produk-produk kita, termasuk ke negara-negara non-tradisional,” ucapnya.
“Peningkatan investasi dan ekspor adalah kunci apabila kita ingin memiliki ekonomi yang tangguh,” lanjutnya.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, posisi ekspor Indonesia pada Juli 2018 sebesar US$ 16,24 miliar. Angka ini meningkat 25,19% secara bulanan (mtm) dari bulan Juni 2018. Adapun secara tahunan, nilai ekspor Indonesia meningkat 19,33%. Meski demikian, nilai impor Juli 2018 mencapai US$ 18,27 miliar naik 62,17% dibanding Juni 2018.
Dengan demikian, current account deficit (CAD) di kuartal II 2018 tercatat sebesar US$ 8 miliar atau sebesar 3% ke produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 5,7 miliar atau 2,2% ke PDB.
Dengan current account yang masih defisit, hal ini akan membuat nilai tukar rupiah sulit menguat. Sebab, membengkaknya CAD ini menunjukkan adanya pelemahan pada daya dukung fundamental ekonomi Indonesia terhadap rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News