kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Jalan Tol Sepi, BPJT: Pengembangan Kawasan oleh Pemda Tak Sesuai Rencana


Selasa, 21 Oktober 2025 / 14:32 WIB
Jalan Tol Sepi, BPJT: Pengembangan Kawasan oleh Pemda Tak Sesuai Rencana
ILUSTRASI. Foto udara kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Betung-Tempino-Jambi (Betejam) Seksi 3 Segmen Tempino-Simpang Ness di Muaro Jambi, Jambi, Minggu (14/9/2025).


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) angkat bicara mengenai fenomena sepinya trafik lalu lintas di sejumlah ruas tol yang baru beroperasi, termasuk di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Penyebabnya, pembangunan infrastruktur konektivitas tersebut tidak diimbangi dengan pengembangan kawasan ekonomi pendukung oleh pemerintah daerah (pemda) dan kementerian terkait.

Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Sony Sulaksono Wibowo mengatakan, tugas Kementerian Pekerjaan Umum (PU) hanyalah menyediakan infrastruktur, termasuk jalan tol. Sementara pemanfaatan infrastruktur yang sudah terbangun diserahkan kepada pemda atau kementerian teknis lainnya.

Menurutnya, saat rencana pembangunan tol disusun, kajian potensi pertumbuhan lalu lintas telah memasukkan rencana pengembangan kawasan industri, pelabuhan, dan pusat ekonomi baru. Namun, realisasinya di lapangan tidak sesuai harapan.

"Sayangnya, saat jalan tol jadi, rencana-rencana pengembangan kawasan, pelabuhan dan sebagainya tidak berkembang sebagai mestinya. Sehingga jalan tol sudah ada tidak termanfaatkan dengan maksimal. Semua tergantung kepada keseriusan Pemda serta kementerian/lembaga lain." ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (21/10/2025).

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Lelang 19 Jalan Tol Senilai Rp 448,8 Triliun

Belajar dari pengalaman tersebut, Sony mengungkapkan, BPJT akan memperketat syarat pembangunan tol baru ke depan. Pemerintah akan menuntut komitmen yang lebih serius dari institusi yang akan diuntungkan oleh kehadiran jalan tol.

"Bahkan jika dimungkinkan, badan usaha (Pemda atau Swasta) yang akan menerima manfaat dari adanya jalan tol dapat ikut berperan sebagai investor jalan tol," tegas Sony.

Sementara itu, Sony menambahkan, menjelang periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), BPJT memastikan koordinasi rutin dengan Korlantas dan Kementerian Perhubungan. Namun, terkait potensi diskon tarif tol, Sony memberi sinyal bahwa hal itu belum tentu ada.

"Untuk diskon tarif tol Nataru 2025 saat ini belum ada pembicaraan. Berbeda dengan tiket pesawat atau kereta api, tarif tol adalah komponen pengembalian investasi yang sudah diperhitungkan selama masa konsesi. Oleh karena itu, terkait dengan diskon tol, BPJT dan PU sifatnya hanya menghibau kepada BUJT,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengumumkan sejumlah ruas tol yang masih sepi dengan trafik di bawah 50% dari target dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

Baca Juga: Tiga Jalan Tol di Luar Jawa dan Sumatera Masuk Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN)

Adapun tercatat ada 21 ruas tol yang dinilai dengan lalin yang rendah:

1. Tol Manado-Bitung, dikelola PT Jasamarga Manado Bitung

2. Tol Krian-Legundi-Bunder Manyar, dikelola PT Waskita Bumi Wira

3. Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, dikelola PT Jasamarga Bali Tol

4. Tol Cibitung-Cilincing, dikelola PT Cibitung Tanjung Priok Port

5. Tol Sigli-Banda Aceh, dikelola PT Hutama Karya (Persero)

6. Tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu, dikelola PT Hutama Karya (Persero)

7. Tol Simpang Indralaya-Muara Enim, dikelola PT Hutama Karya (Persero)

8. Tol Palembang-Indralaya, dikelola PT Hutama Karya (Persero)

9. Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat, dikelola PT Hutama Marga Waskita

10. 6 Tol Dalam Kota, dikelola PT Jakarta Toll Road Development

11. Tol Serang-Panimbang, dikelola PT Wijaya Karya Serang Panimbang

12. Tol Semarang-Demak, dikelola PT PP Semarang Demak

13. Tol Yogyakarta-Solo-NYIA Kulonprogo, dikelola PT Jasamarga Jogja Solo

14. Tol Kanci-Pejagan, dikelola PT Semesta Marga Raya

15. Tol Pejagan-Pemalang, dikelola PT Pejagan Pemalang Toll Road

16. Tol Pemalang-Batang, dikelola PT Pemalang Batang Toll Road

17. Tol Mojokerto-Kertosono, dikelola PT Marga Harjaya Infrastruktur

18. Tol Gempol-Pasuruan, dikelola PT Jasamarga Gempol Pasuruan

19. Tol SS Waru-Bandara Juanda, dikelola PT Citra Margatama Surabaya

20. Tol Serpong-Cinere, dikelola PT Cinere Serpong Jaya

21. Tol Kayu Agung-Palembang, dikelola PT Waskita Sriwijaya Tol

Baca Juga: Mulai Dibangun Akhir 2026, Tol Bogor-Serpong senilai Rp 12,35 Triliun Tak Pakai APBN

Selanjutnya: Program Mobil Nasional Diusulkan Masuk Daftar Proyek Strategis Nasional

Menarik Dibaca: Promo Beli 1 Gratis 1 di Hypermart Periode 21-23 Oktober 2025, Ada Nugget-Bakso Sapi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×