kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Ini Kriteria Beras Premium Menurut Bapanas, Jangan Tertipu


Selasa, 22 Juli 2025 / 06:54 WIB
Ini Kriteria Beras Premium Menurut Bapanas, Jangan Tertipu
ILUSTRASI. Penjualan beras premium dalam kemasan di pusat perbelanjaan, Jakarta, Rabu (16/7/2025). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengimbau masyarakat agar lebih jeli saat membeli beras di tengah maraknya isu pelanggaran mutu dan dugaan pengoplosan. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Di beras, kita punya batas maksimal beras patah 15%. Apabila butir utuh tadi dicampur dengan 15% butir patah, itulah beras premium dan memang begitu standar mutunya. Jadi pencampuran beras tapi tidak melampaui standar mutu itu biasa dan lumrah," tambah Arief.

Selajutnya, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mempertegas praktik oplos yang tidak diperbolehkan dan mengandung delik pidana adalah jika menggunakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Hal ini karena beras SPHP terdapat subsidi dari negara sebagai salah satu program intervensi perberasan ke pasaran.

Tonton: Mentan Tegaskan Produsen Beras Oplosan Sudah Diperiksa Penegak Hukum

"Kemudian, untuk beras subsidi pemerintah, itu yang tidak boleh dicampur atau dioplos. Beras SPHP dengan kemasan 5 kilogram harus menyasar langsung ke masyarakat dengan harga Rp 12.500 per kilogram (Zona 1). Itu tidak boleh dicampur, tidak boleh dibuka kemasannya untuk dicampur ke beras lain," kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×