Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan pajak pada bulan lalu telah mencetak rapor positif. Sepanjang Januari hingga Mei 2021 tercatat sebesar Rp 459,6 triliun, tumbuh 3,4% year on year (yoy).
Bila dibedah berdasarkan delapan jenis pajak, empat diantaranya berada di zona positif. Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 mencatat, pertama realisasi pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 tumbuh 4,34% yoy atau setara Rp 64,64 triliun hingga akhir Mei 2021.
Kedua, PPh Pasa 26 sebesar Rp 20,72 triliun, naik 15,93% yoy. Ketiga, pajak pertambahan nilai dalam negeri (PPN DN) telah terealisasi Rp 106,87 triliun, melonjak 8,85% dibandingkan Januari-Mei 2020 lalu. Keempat, PPN impor sebesar Rp 69,48 triliun, naik 14,64% secara tahunan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan PPh Pasal 21 membaik seiring dengan serapan tenaga kerja yang mulai pulih. Selain itu, secara bersamaan pertepatan dengan periode pembayaran tunjangan hari raya (THR).
Baca Juga: Realisasi penerimaan pajak capai Rp 459,6 triliun hingga akhir Mei 2021
“Kan sama dengan PMI manufaktur mulai mengimpor bahan baku, dan kita juga lihat konsumsi listrik meningkat. Berarti pabrik-pabrik kegiatannya itu mulai meningkat. Berarti mereka mulai hiring lagi (karyawan). Sehingga terlihat di PPh 21, meskipun ada aspek seasonal THR,” kata Menkeu, Senin (21/6).
Kemudian, untuk PPh Pasal 26 tumbuh karena peningkatan pembayaran dividen ke subjek pajak luar negeri (SPLN). Menkeu menyebut kondisi tersebut membuktikan bahwa, beberapa wajib pajak badan masih mencetak laba di tahun lalu, sehingga bisa bagi-bagi dividen di tahun ini.
Sementara dari sisi PPN, Sri mulyani mengatakan terjadi peningkatan seiring dengan membaiknya aktivitas produksi dan konsumsi masyarakat. Setoran PPN ini yang ke depan diharapkan bisa menjadi tumpuan penerimaan pajak.
Sri Mulyani bilang prospek PPN terus membaik, bahkan bila dilihat setoran per bulannya, pada bulan Mei 2021 penerimaan PPN DN dan PPN impor masing-masing tumbuh 44,1% dan 47,7% secara tahunan. “Ini mengonfirmasi indikator-indikator pemulihan rebound dan berkelanjutan sejak April lalu,” ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Hati-hati, penerimaan pajak diprediksi masih bisa tertekan
Meski keempat jenis pajak tersebut tumbuh positif, tapi empat setoran lainnya tercatat kontraksi dalam lima bulan pertama di tahun ini antara lain, PPh 22 Impor minus 44,59%, PPh orang pribadi (OP) minus 2,87%, PPh Badan minus 4,33%, dan PPh Final minus 0,76%.
Sri Mulyani mengatakan sebetulnya bila ditelaah dari setoran per bulannya, maka hanya PPh Badan dan PPh 22 Impor yang masih negatif pada bulan Mei lalu masing-masing minus 60,5% dan 43,5% yoy.
Sementara itu, setoran PPh OP dan PPh Final pada bulan Mei lalu secara berurutan tumbuh 4,4% dan 3,2% secara tahunan.
“PPh Badan kalau dibandingkan April lalu minus 64,2%, maka sekarang sudah cukup baik. PPh final sudah di atas 0%. Ini yang menggambarkan aktivitas ekonomi yang terekam dari jenis pajaknya seiring pemulihan ekonomi,” kata Menkeu Sri Mulyani.
Selanjutnya: Pemerintah berencana turunkan threshold PKP, ini kata Dirjen Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News