Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, inflasi bulan Oktober 2013 tercatat 0,09%. Sedangkan bulan September sebelumnya tercatat deflasi sebesar 0,32%. Secara year on year (yoy), angka inflasi sudah mencapai 8,32%. Sedangkan untuk sepanjang tahun 2013 ini, atau year to date (ytd), inflasi sudah mencapai 7,66%.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan tingkat inflasi hingga akhir tahun 2013 akan di bawah 9%. Sebab, laju inflasi berada dalam tren terkendali. "Kami lihat mudah-mudahan (inflasi) bisa di bawah 9%," ujar Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, di Gedung BI, Jumat (1/11).
Dalam APBN Perubahan 2013, inflasi ditetapkan mencapai kisaran 9%-9,8%. Menurut Mirza, laju inflasi telah kembali dalam lintasan BI, setelah beberapa bulan sebelumnya mengalami lonjakan karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kondisi ini, lanjut mirza, terjadi karena tekanan kenaikan harga terutama pangan telah mereda. Ini terlihat dari inflasi inti yang membaik dari 0,57% pada September 2013 dan mencapai 0,34% pada Oktober 2013. Di samping itu, kenaikan harga non pangan juga berada dalam kisaran yang cukup baik.
Meski begitu, Mirza mengungkapkan bahwa terdapat potensi kenaikan inflasi yang tinggi pada Desember 2013 mendatang. Kenaikan harga barang dan jasa itu bersifat musiman seperti Natal dan Tahun Baru.
"Kami lihat di kuartal IV, biasanya akhir tahun ada natal. Ada biasanya memang ada kenaikan inflasi di desember. Mudah-mudahan kalau bisa 9% atau di bawah 9% akan baik," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News