kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Gubernur BI Sebut Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed Lebih Cepat, Ini Alasannya


Rabu, 21 Agustus 2024 / 15:26 WIB
Gubernur BI Sebut Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed Lebih Cepat, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). KSSK melaporkan stabilitas sistem keuangan pada triwulan II 2024 masih terjaga di tengah peningkatan tekanan pasar global dan risiko geopolitik dunia yang masih tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyampaikan ketidakpastian keuangan global mulai mereda, namun risikonya masih tetap tinggi.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, perekonomian global pada 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,2% dengan kecenderungan yang melambat. Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II 2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Juga: BI: Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Mereda, Dorong Inflow dan Penguatan Rupiah

Sementara itu, ekonomi China belum kuat, dan ekonomi Eropa terus membaik. Perlambatan ekonomi AS berdampak pada meningkatnya pengangguran dan menurunnya inflasi yang lebih cepat ke arah sasaran inflasi jangka panjang sebesar 2%.

“Perkembangan ini mendorong kuatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih cepat dan lebih besar dari prakiraan,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (21/8).

Perkembangan ini, lanjutnya yang kemudian menyebabkan penurunan yield US Treasury tenor 2 tahun, yang diikuti dengan penurunan yield US Treasury tenor 10 tahun, dan pelemahan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia.

Baca Juga: Bank Indonesia Masih Tahan BI-Rate di Level 6,25% pada Agustus 2024

Ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda juga akan mendorong meningkatnya aliran masuk modal asing dan memperkuat mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.

Ke depan, Perry menyebut risiko terkait kekhawatiran resesi di AS dan dinamika geopolitik perlu terus dicermati.

“Kondisi ini memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian domestik,” ungkapnya.

Adapun Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan pada bulan September 2024, seiring dengan mendekatinya tingkat inflasi terhadap target 2% yang ditetapkan oleh bank sentral, lapor Associated Press dengan mengutip pejabat Fed.

Meskipun inflasi di AS tampaknya mulai terkendali, kekhawatiran kini muncul terkait meningkatnya tingkat pengangguran seiring dengan melambatnya laju perekrutan oleh pemberi kerja.  

Baca Juga: Bank Sentral Thailand Pertahankan Suku Bunga Acuan di 2,50%

Ketua The Fed Jerome Powell diperkirakan akan memberikan petunjuk mengenai pandangan Fed terhadap ekonomi dalam pidatonya di konferensi tahunan para bankir sentral pada hari Jumat (23/8) di Jackson Hole, Wyoming.

Suku bunga acuan yang lebih rendah dari Fed akan berarti bahwa pembeli yang mencari pinjaman mobil, hipotek, atau barang konsumsi lainnya akan membayar bunga yang lebih rendah. Suku bunga hipotek sudah mulai turun seiring dengan antisipasi terhadap pemangkasan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×