kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI: Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Mereda, Dorong Inflow dan Penguatan Rupiah


Rabu, 21 Agustus 2024 / 15:13 WIB
BI: Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Mereda, Dorong Inflow dan Penguatan Rupiah
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) menyampaikan ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda, meski risikonya masih tetap tinggi.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyampaikan ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda, meski risikonya masih tetap tinggi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, membaiknya kondisi keuangan global tersebut telah tersebut mendorong meningkatnya aliran masuk modal asing dan memperkuat mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda, mendorong meningkatnya aliran masuk modal asing, termasuk Indonesia,” tutur Perry dalam konferensi pers, (21/8).

BI mencatat, terdapat hingga 19 Agustus 2024 aliran masuk modal asing ke dalam negeri. Diantaranya, masuk pada instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 899,50 triliun, sebesar Rp 1,73 miliar masuk ke sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI), dan masuk ke Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI) sebesar US$ 168 juta.

Baca Juga: Bank Indonesia Masih Tahan BI-Rate di Level 6,25% pada Agustus 2024

Sementara itu, membaiknya kondisi pasar keuangan global juga berdampak baik bagi nilai tikar rupiah. Perry mencatat, nilai tukar rupiah pada Agustus 2024 atau hingga 20 Agustus 2024 menguat menjadi Rp 15.430 per dollar AS atau menguat 5,34% dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2024.

Penguatan ini lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional seperti Baht Thailand, Yen Jepang, Peso Filipina, dan Won Korea, yang hanya sebesar 4,22%, 3,25%, 3,20%, dan 3,04%.

Dengan perkembangan tersebut, apabila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, tingkat depresiasi rupiah lebih kecil dari depresiasi Rupee India, Peso Filipina, dan Won Korea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×