Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ekonomi halal global terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan konsumsi lebih dari 2 miliar konsumen muslim dunia mencapai US$ 2,43 triliun di berbagai sektor mulai dari makanan, travel, hingga farmasi.
Seluruh sektor ini ditopang oleh aset keuangan syariah senilai US$ 4,93 triliun.
Hal ini diungkapkan oleh Partner DinarStandar, Reem El Shafaki, dalam acara Global Launch The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024, Selasa (8/7).
Dalam hal pengakuan global, Indonesia mencatat prestasi membanggakan dengan mempertahankan peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator selama tiga tahun berturut-turut.
Baca Juga: Upaya Memperkuat Peran Perempuan dalam Ekosistem Ekonomi Syariah
Sejak pertama kali indikator ini diluncurkan pada 2014, Indonesia semula berada di peringkat 10–11, kemudian naik ke posisi 5 dan 4, sebelum stabil di posisi ketiga sejak tiga tahun terakhir.
Tak hanya itu, Indonesia juga berhasil meraih peringkat pertama dalam indikator modest fashion, peringkat kedua untuk sektor perjalanan ramah Muslim (Muslim-friendly travel), serta peringkat kedua untuk farmasi dan kosmetik halal.
"Semua ini menunjukkan keberhasilan besar, dan saya ucapkan selamat. Ini semua berkat upaya keras dari lembaga pemerintah, kebijakan yang mendukung, serta kekuatan ekosistem," kata Shafaki.
Dari sisi investasi, Indonesia tercatat sebagai negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang paling aktif dalam jumlah kesepakatan investasi di sektor ekonomi syariah.
Laporan DinarStandard mencatat total investasi global mencapai US$5,8 miliar, dengan Indonesia menjadi pemimpin dalam jumlah kesepakatan tersebut.
Baca Juga: BI Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Keuangan Syariah Capai 5,5% pada 2025
Dalam hal perdagangan, lima negara eksportir utama produk halal global justru berasal dari luar dunia Muslim, yakni China, India, Rusia, Brasil, dan Amerika Serikat. Meski begitu, Indonesia masuk dalam 10 besar negara eksportir halal, bersanding dengan Turki dan Uni Emirat Arab.
Di sisi impor, Indonesia merupakan negara pengimpor produk halal nomor empat teratas, menunjukkan adanya defisit perdagangan yang sekaligus mengindikasikan peluang ekspor yang besar.
"Ada peluang besar bagi Indonesia untuk meraih pangsa pasar ekspor yang lebih besar. Dan Indonesia benar-benar memiliki banyak potensi," katanya.
Selanjutnya: Koalisi Pengendalian Tembakau Desak Pemerintah Naikkan Tarif Cukai Rokok di 2026
Menarik Dibaca: MyRepublic Uji Coba Pemasangan Fiber Optik Evolv dari Corning
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News