kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gairah ekspor menolong laju ekonomi Kuartal I


Sabtu, 06 Mei 2017 / 10:30 WIB
Gairah ekspor menolong laju ekonomi Kuartal I


Reporter: Adinda Ade Mustami, Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Ekonomi Indonesia di awal tahun melaju lebih cepat. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tiga bulan pertama tahun ini di atas 5%, atau tepatnya 5,01% year on year (YoY). Angka itu lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2016 yang sebesar 4,92% YoY.

Namun jika dilihat kuartal per kuartal, ekonomi Indonesia triwulan I-2017 terhadap triwulan sebelumnya turun 0,34% (q-to-q). Dengan pertumbuhan itu maka perekonomian Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku Rp 3.227,2 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.377,5 triliun

Data BPS juga menunjukkan ekonomi RI di kuartal I-2017 melaju lebih cepat didorong bahan bakar ekspor. Kinerja ekspor tumbuh signifikan 8,04% YoY dibanding kuartal I-2016 yang turun 3,29% YoY. Kenaikan ekspor terutama dari nonmigas sebesar 21,61% YoY. "Ekspor jasa juga tumbuh bagus seiring naiknya jumlah wisman," kata Kepala BPS Suhariyanto kepada wartawan, Jumat (5/5).

Sedangkan impor tumbuh lebih rendah dibandingkan ekspor yaitu 5,02% YoY. Namun pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding kuartal I-2016 yang minus 5,14%. Kenaikan ekspor terdorong kenaikan harga komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO). Sedangkan impor naik seiring dengan penumpukan stok untuk menghadapi ramadan.

Pulihkan konsumsi

Seharusnya pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi lagi jika kontribusi belanja pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto alias investasi tumbuh lebih tinggi. Konsumsi juga menjadi catatan karena secara kuartalan hanya tumbuh tipis 0,14%.

Bahkan secara tahunan, konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah tumbuh lebih lambat (lihat tabel). Inilah sebabnya pemerintah wajib waspada. Bisa dibilang kinerja ekonomi kuartal I-2017 diselamatkan pertumbuhan ekspor akibat kenaikan harga komoditas.

Suhariyanto menjelaskan, pelambatan konsumsi rumah tangga tercermin pada penjualan ritel yang hanya 4,2% YoY. Pertumbuhan konsumsi khususnya pada kelompok makanan, minuman, tembakau, dan alat rumah tangga.

Pelemahan daya beli harus jadi perhatian pemerintah, karena konsumsi berkontribusi hingga 56,94% terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017. Daya beli masyarakat makin lemah karena tertekan kenaikan tarif listrik di pelanggan 900 watt.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro bilang, tugas pemerintah mendongkrak daya beli konsumen akan semakin mudah pada kuartal II ini. Sebab pada periode itu, nafsu belanja rumah tangga otomatis akan naik karena faktor puasa dan Lebaran. Andry yakin peningkatan laju ekonomi akan berlanjut di kuartal II- 2017. "Mungkin di kisaran 5,1%-5,2%," katanya.

Agar daya beli konsumen terjaga pasca perayaan Lebaran, pemerintah wajib mempercepat penggunaan APBN 2017. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) juga wajib menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah agar tak menggerus daya beli.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 menjadi dasar bagus untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tahun ini. Dia yakin pertumbuhan ekonomi 2017 mencapai 5,2%-5,3%. "Kalau dulu motor penggerak ekonomi hanya konsumsi dan investasi. Sekarang sudah nambah ke sektor ekspor-impor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×