Reporter: Adinda Ade Mustami, Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto
Suhariyanto menjelaskan, pelambatan konsumsi rumah tangga tercermin pada penjualan ritel yang hanya 4,2% YoY. Pertumbuhan konsumsi khususnya pada kelompok makanan, minuman, tembakau, dan alat rumah tangga.
Pelemahan daya beli harus jadi perhatian pemerintah, karena konsumsi berkontribusi hingga 56,94% terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017. Daya beli masyarakat makin lemah karena tertekan kenaikan tarif listrik di pelanggan 900 watt.
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro bilang, tugas pemerintah mendongkrak daya beli konsumen akan semakin mudah pada kuartal II ini. Sebab pada periode itu, nafsu belanja rumah tangga otomatis akan naik karena faktor puasa dan Lebaran. Andry yakin peningkatan laju ekonomi akan berlanjut di kuartal II- 2017. "Mungkin di kisaran 5,1%-5,2%," katanya.
Agar daya beli konsumen terjaga pasca perayaan Lebaran, pemerintah wajib mempercepat penggunaan APBN 2017. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) juga wajib menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah agar tak menggerus daya beli.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 menjadi dasar bagus untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tahun ini. Dia yakin pertumbuhan ekonomi 2017 mencapai 5,2%-5,3%. "Kalau dulu motor penggerak ekonomi hanya konsumsi dan investasi. Sekarang sudah nambah ke sektor ekspor-impor," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News