kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dunia usaha tak rasakan dampak pertumbuhan ekonomi


Jumat, 05 Mei 2017 / 19:38 WIB
Dunia usaha tak rasakan dampak pertumbuhan ekonomi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ekonomi Indonesia pada triwulan I-2017 tumbuh mencapai 5,01%. Namun, pelaku usaha menyebut bahwa tingginya pertumbuhan ini belum dirasakan masyarakat Indonesia secara merata.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, dampak ke sektor riil sendiri belum begitu terasa sehingga angka pertumbuhan yang tinggi itu agaknya membuat dunia usaha sedikit meragu.

"BPS umumkan pertumbuhan ekonomi 5,01%. Menurut kami itu masih terlalu lemah untuk sektor riil,” kata Hariyadi di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (5/5).

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa dunia usaha lega dengan pencapaian tersebut. Pasalnya, sempat ada pesimistis bahwa ekonomi akan menurun karena adanya kegaduhan politik saat Pilkada serentak.

“Agak terganggu berita-berita di pilgub, sehingga semua orang untuk menjalankan usaha lebih berhati-hati,” ucapnya.

Ia berharap, pada kuartal II mendatang pemerintah dan dunia usaha dapat mengelola perekonomian dengan baik. Terlebih didukung oleh momentum hari raya yang bisa mendorong konsumsi masyarakat.

Adapun Hariyadi mengatakan bahwa masih ada masalah serius di balik pertumbuhan ekonomi yang tajam. Pasalnya, pertumbuhan ini tidak diikuti dengan peningkatan tenaga kerja.

“Peningkatan secara absolut tidak diikuti peningkatan tenaga kerja, itu terjadi di semua sektor. Peserta yang keluar masuk tipis. Kalau dibandingkan populasi, itu kurang,” ucapnya.

Ia beranggapan, permasalahan di balik hal tersebut adalah makin lama upah pekerja semakin mahal.

“Semua harus realistis, penyerapan tenaga kerja masih jadi problem,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×