kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Dunia usaha tak rasakan dampak pertumbuhan ekonomi


Jumat, 05 Mei 2017 / 19:38 WIB
Dunia usaha tak rasakan dampak pertumbuhan ekonomi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ekonomi Indonesia pada triwulan I-2017 tumbuh mencapai 5,01%. Namun, pelaku usaha menyebut bahwa tingginya pertumbuhan ini belum dirasakan masyarakat Indonesia secara merata.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, dampak ke sektor riil sendiri belum begitu terasa sehingga angka pertumbuhan yang tinggi itu agaknya membuat dunia usaha sedikit meragu.

"BPS umumkan pertumbuhan ekonomi 5,01%. Menurut kami itu masih terlalu lemah untuk sektor riil,” kata Hariyadi di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (5/5).

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa dunia usaha lega dengan pencapaian tersebut. Pasalnya, sempat ada pesimistis bahwa ekonomi akan menurun karena adanya kegaduhan politik saat Pilkada serentak.

“Agak terganggu berita-berita di pilgub, sehingga semua orang untuk menjalankan usaha lebih berhati-hati,” ucapnya.

Ia berharap, pada kuartal II mendatang pemerintah dan dunia usaha dapat mengelola perekonomian dengan baik. Terlebih didukung oleh momentum hari raya yang bisa mendorong konsumsi masyarakat.

Adapun Hariyadi mengatakan bahwa masih ada masalah serius di balik pertumbuhan ekonomi yang tajam. Pasalnya, pertumbuhan ini tidak diikuti dengan peningkatan tenaga kerja.

“Peningkatan secara absolut tidak diikuti peningkatan tenaga kerja, itu terjadi di semua sektor. Peserta yang keluar masuk tipis. Kalau dibandingkan populasi, itu kurang,” ucapnya.

Ia beranggapan, permasalahan di balik hal tersebut adalah makin lama upah pekerja semakin mahal.

“Semua harus realistis, penyerapan tenaga kerja masih jadi problem,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×