kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,16   -2,35   -0.26%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

El Nino dan Hujan yang Belum Rata Ganggu Produksi Cabai dan Bawang Merah


Rabu, 27 Desember 2023 / 16:08 WIB
El Nino dan Hujan yang Belum Rata Ganggu Produksi Cabai dan Bawang Merah
ILUSTRASI. El Nino berkepanjangan dan musim hujan yang belum merata mengganggu produksi komoditi cabai dan bawang merah di wilayah-wilayah sentra produksi.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, El Nino berkepanjangan dan musim hujan yang belum merata mengganggu produksi komoditi cabai dan bawang merah di wilayah-wilayah sentra produksi. 

Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan Inti Pertiwi mengatakan, kenaikan harga cabai disebabkan karena produksi yang masih terganggu di wilayah sentra karena El Nino yang berkepanjangan. Selain itu musim hujan yang masih belum merata juga membuat produksi di sentra cabai belum stabil.

"Beberapa ada yang terserang hama virus itu menyebabkan produksi belum stabil," kata Inti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Rabu (27/12).

Namun, Inti mengatakan, pada minggu ini diperkirakan suplai cabai ke pasar induk sudah lebih baik dari sebelumnya. Meski hal tersebut memang belum mampu menekan harga cabai di pasaran. 

"Seharusnya distribusi lebih baik dari minggu lalu karena pasokan ke pasar-pasar induk sudah mulai lancar, walaupun belum mampu menekan harga cukup baik tapi berapa lokasi sudah menunjukkan peningkatan produksi. Distribusi ke pasar yang lebih besar daripada minggu lalu," jelasnya. 

Baca Juga: Mendag: Harga Bapok Stabil, Inflasi Terkendali, dan Pasokan Lancar

Guna meningkatkan produksi cabai, Kementan memiliki program budidaya cabai skala pekarangan rumah tangga. Bantuan budidaya cabai di berikan kepada seluruh provinsi. Adapun tahun ini pengembangan kawasan cabai 2023 sebesar 2.270 hektare. 

Selain itu, Kementan juga memberikan bantuan untuk pengembangan kawasan cabai sebagai penyangga seluas 1.250 hektare. 

Inti mengatakan, untuk mengatasi inflasi harga cabai, daerah perlu mengetahui data berapa produksi dan kebutuhan di masing-masing daerah. Kekurangan kebutuhan cabai dapat didapatkan dengan distribusi dari daerah surplus ke wilayah defisit. 

"Kalau ini dirawat secara continued ada penanganan yang baik dari budidaya pasca panen yang baik. Daerah harus tahu berapa produksi dan kebutuhan, dari sana tahu berapa kurangnya dan dari provinsi bisa kerjasama antar daerah dengan lokasi champion, dimana masih ada panen dan bisa didistribusikan ke wilayah bila kekurangan," jelasnya. 

Sama seperti cabai, El Nino memicu meluasnya serangan hama trips pembawa virus menyebabkan penurunan produktivitas panen bawang merah.

Bawang merah yang beredar saat ini paling banyak berukuran kecil hingga medium.  Sedangkan bawang merah ukuran super jumlahnya sangat sedikit sehingga harga untuk jenis tersebut naik.  

Dalam paparan juga dijelaskan akibat musim hujan yang belum stabil menyebabkan pertanaman yang sudah terlanjur ditanam petani terancam kekeringan.  Utamanya di kawasan offseason Brebes, Cirebon, Majalengka dan Garut, di mana luasnya dilaporkan mencapai lebih dari 1.000 hektare. 

Upaya stabilisasi pasokan bawang merah yang dilakukan Kementan diantaranya, pengembangan kawasan bawang merah seluas 8.832 hektar meliputi kerjasama Champion 4.792 hektare, dukungan pengendalian inflasi daerah nonsentral 1.300 hektare, bawang merah biji/TSS 300 hektare dan kawasan reguler. 

Adapun untuk bawang merah, Inti mengatakan, telah dilakukan percepatan tanam bawang merah terutama di kawasan produksi utama pantura Jawa Tengah. Inti meminta lokasi sentra yang sudah memiliki curah hujan tinggi dapat segera melakukan kejar tanam. Percepatan tanam sudah dilakukan pada bulan Oktober dan November untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru.  

Selain program pengembangan kawasan cabai Kementan juga memberikan bantuan nursery persemaian baik untuk cabai dan bawang merah. Di mana tahun ini ditargetkan 74 juta seedling atau benih siap tanam. Tahun ini ada 37 unit nursery bawang merah dan cabai yang disebar di 30 provinsi. 

Baca Juga: Inflasi Tahun 2024 Akan Meningkat, Waspada Harga Energi dan Pangan

Inti mengatakan, program nursery tersebut perlu pengawalan dan pendampingan dari Dinas Pertanian dan Kepala Daerah. Pasalnya nursery tersebut menjadi upaya untuk mengatasi inflasi cabai dan bawang merah melalui peningkatan produksi di masing-masing lokasi. Nursery  menjadi upaya pengamanan produksi bawang merah dan cabai untuk puasa dan lebaran 2024. 

"Jika ini berjalan baik tentu puasa dan lebaran (2024) kita sudah mendapatkan pasokan baru dari seedling yang ditanam akhir tahun ini atau awal tahun depan, ini cukup untuk mengamankan untuk bulan Ramadan nanti," kata Inti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×