kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ekonomi RI Kuartal I 2023 Tumbuh 5,03%, Ekonom Ini Nilai Underperformed


Jumat, 05 Mei 2023 / 14:38 WIB
Ekonomi RI Kuartal I 2023 Tumbuh 5,03%, Ekonom Ini Nilai Underperformed
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi yang hanya mampu tumbuh 5,03% dinilai ?underperformed? alias di bawah kinerja ideal.


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,03% di kuartal I 2023. Ekonom di Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai pertumbuhan ekonomi yang hanya mampu tumbuh 5,03% itu sebenarnya bisa dikategorikan “underperformed” alias di bawah kinerja ideal.

Dengan adanya pencabutan PPKM, konsumsi rumah tangga sebagai komponen penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar seharusnya bisa tumbuh di atas level 5%, namun hanya mampu tumbuh 4,54%.

“Artinya, ada penghambat utama masyarakat mengeluarkan uang untuk belanja, salah satunya karena tingginya inflasi pada kuartal I 2023,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (5/5).

Baca Juga: Sektor Lapangan Usaha Sumbang 65,02% Pertumbuhan PDB di Kuartal I-2023

Apalagi inflasi tersebut dibarengi dengan kenaikan suku bunga pinjaman hingga ketidakpastian situasi ekonomi global.

Masyarakat menengah atas akan lebih responsif dengan menahan belanja karena kondisi makro, sementara menengah bawah masih tertekan oleh lapangan kerja.

Bhima memprediksi ke depannya tantangan ekonomi di kuartal ke-II, khususnya pasca lebaran bakal semakin kompleks. Konsumsi rumah tangga bisa saja lebih rendah pada periode berikutnya karena indikator inflasi inti pada bulan April 2023, yakni 2,83% yoy lebih rendah dari Maret yang sebesar 2,94%.

“Inflasi inti menunjukkan dorongan sisi permintaan yang melemah,” tandasnya.

Untuk memitigasi itu, Bhima menyebut pasca lebaran merupakan low-season sehingga daya dorong konsumsi sebaiknya dibangkitkan dengan mempercepat serapan belanja pemerintah, mengendalikan inflasi sisi pasokan terutama transportasi dan pangan, hingga menurunkan kembali pajak-pajak yang hambat pemulihan ekonomi.

Tanpa upaya extra-ordinary dari pemerintah, ekonomi pasti sulit mencapai target pertumbuhan 5,3% pada 2023.

Adapun pertumbuhan ekonomi pada 2023 diproyeksikan akan berkisar 4,9%-5% yoy.

Baca Juga: Tumbuh 5,03% di Kuartal I-2023, BPS Sebut Ekonomi Indonesia Masih Stabil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×