Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 berpotensi tak mencapai 5% secara tahunan alias year on year (YoY). Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama tahun ini di kisaran 4,9% YoY.
Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 yang tak mencapai 5% YoY disebabkan oleh kinerja konsumsi rumah tangga yang tak setinggi harapan. Juga, normalisasi harga komoditas yang mendorong pelemahan kinerja perdagangan Indonesia.
"Konsumsi rumah tangga diperkirakan agak melambat. Kalau ekspor memang cenderung melandai karena harga komoditas menurun," tutur David kepada Kontan.co.id, Rabu (3/5).
Dari sisi konsumsi rumah tangga, David melihat ada masalah pelemahan daya beli terutama masyarakat yang memiliki mata pencaharian yang berhubungan dengan harga komoditas.
Baca Juga: Pemerintah Intensifkan Penyelesaian Perundingan Dagang Indonesia-Uni Eropa
Seperti, masyarakat di luar Pulau Jawa. Dengan normalisasi harga komoditas, bisa berarti pendapatan masyarakat yang berkecimpung akan menurun. Ini yang kemudian memengaruhi daya beli masyarakat tersebut.
Selain itu, David melihat masyarakat cenderung hati-hati dalam membelanjakan uangnya. Meski, memang ada momen hari besar seperti Tahun Baru dan Tahun Baru Imlek, masyarakat lebih bijak dalam konsumsi.
Bila kemudian menilik sumber pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023, David bilang sumber pertumbuhan ada pada kinerja investasi.
"Pada kuartal I-2023 banyak yang menambah pengeluaran modal. Selain itu, aliran investasi portofolio juga mengalir deras yang merupakan cerminan kepercayaan investor," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News