kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya Tumbuh 4,9% di Kuartal I-2025


Jumat, 02 Mei 2025 / 15:23 WIB
Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya Tumbuh 4,9% di Kuartal I-2025
ILUSTRASI. Ekonom BCA memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,9% di kuartal I-2025


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan cenderung melemah dan tidak sampai 5% pada kuartal I-2025. Sejumlah faktor jadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk penurunan belanja pemerintah dan kondisi harga komoditas yang lebih rendah.

Di sisi lain, inflasi Indonesia yang terkendali menciptakan dampak positif terhadap konsumsi dalam negeri yang jadi penopang pertumbuhan ekonomi.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 hanya 4,9%.

Penurunan belanja pemerintah menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi proyeksi tersebut.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya 4,91% di Kuartal I-2025

“Belanja pemerintah lebih rendah dari tahun lalu. Apalagi tahun lalu juga ada belanja pemilu di kuartal yang sama,” ujar David kepada Kontan.co.id, Jumat (2/5).

Lebih lanjut, penurunan harga komoditas dibandingkan kuartal yang sama pada tahun lalu juga jadi hambatan bagi pertumbuhan.

“Harga komoditas juga rata-rata lebih rendah dibanding kuartal I-2024,” kata David.

Meski demikian, ia mencatat bahwa inflasi yang rendah menciptakan kontribusi positif pada produk domestik bruto (PDB), terutama dalam segi konsumsi.

Di sisi lain, David juga menekankan bahwa adanya perlambatan pada sektor investasi.

“Untuk investasi, sebagian besar indikator menunjukkan perlambatan,” tambahnya.

Ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan yang perlu dihadapi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di tengah situasi yang ada.

Selanjutnya: Indeks Manufaktur Indonesia Merosot, Perang Dagang Jadi Kambing Hitam

Menarik Dibaca: Perhatikan, Begini 8 Ciri-ciri Luka Diabetes Mau Sembuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×