kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat pada Kuartal III-2024, Ini Penyebabnya


Selasa, 05 November 2024 / 18:08 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat pada Kuartal III-2024, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Pekerja di salah satu perusahaan tekstil nasional. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat melemahnya daya beli masyarakat hingga sektor manufaktur yang mengalami kontraksi.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 4,95% pada kuartal III 2024. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat melemahnya daya beli masyarakat hingga sektor manufaktur yang mengalami kontraksi. 

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang mengatakan perekonomian Indonesia tumbuh 4,95% secara tahunan (yoy) pada kuartal III 2024, dengan peningkatan 1,5% Quarter-over-Quarter (QoQ) .

Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dari konsensus pasar di level 5,0% yoy. Namun, pertumbuhan ekonomi ini sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan 4,94% yoy yang tercatat pada kuartal III 2023.

"Ekspansi ini didukung oleh kekuatan berkelanjutan dalam kondisi domestik, menyusul kinerja yang kuat pada kuartal sebelumnya," jelas Hosianna kepada Kontan, Selasa (5/11).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat ke 4,95%, Sesuai Prediksi Ekonom

Konsumsi rumah tangga menunjukkan tanda-tanda melambat, berkontribusi 2,55 poin persentase (pp) terhadap pertumbuhan PDB secara keseluruhan. Biasanya, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 2,6 pp. 

Pertumbuhan yang lebih lambat ini disebabkan oleh meningkatnya pengangguran, dengan pemutusan hubungan kerja di Indonesia naik 31% yoy hingga Oktober, yang jumlahnya hampir 60.000, menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja.

Selain itu, aktivitas manufaktur telah mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut, menandai kemerosotan terpanjangnya setidaknya sejak 2021, berdasarkan Indeks Manajer Pembelian Global S&P.

"Akibatnya, permintaan domestik melemah, yang selanjutnya berdampak pada konsumsi. Periode kembali ke sekolah juga menekan daya beli rumah tangga, yang berkontribusi pada pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat," ujarnya. 

Baca Juga: BPS Catat Rerata Upah Buruh Indonesia Rp 3,26 Juta, Terbesar Dari Pertambangan

Terutama, Hosianna mencatat, sektor manufaktur berkontribusi 0,96% terhadap pertumbuhan PDB pada kuartal III 2024. Industri makanan tumbuh sebesar 5,82% yoy, sementara industri logam dasar tumbuh sebesar 12,36%, dan industri yang terkait dengan produk logam, komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik tumbuh sebesar 7,29%.

Sementara itu, sektor-sektor seperti transportasi dan penyimpanan, serta restoran dan hotel, mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Secara geografis, pertumbuhan di Jawa, Kalimantan, dan Bali-Nusa Tenggara melampaui wilayah lain pada kuartal III 2024. Di sisi lain, Sumatra, Sulawesi, dan Maluku & Papua mencatat pertumbuhan yang lebih lambat. 

Baca Juga: BPS: Tingkat Konsumsi Masyarakat Kuartal III-2024 Masih Terjaga

"Ke depannya, kami memperkirakan langkah-langkah stimulus pemerintah akan mendukung pertumbuhan domestik, dengan proyeksi pertumbuhan PDB setahun penuh sebesar 5% untuk tahun 2024," ungkapnya.  

Selanjutnya: MA Kabulkan PK Mardani Maming, Pengamat Sebut Korupsi Adalah Kejahatan Luar Biasa

Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis 1-15 November 2024, Keju hingga Teh Celup Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×