kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya 4,91% di Kuartal I-2025


Jumat, 02 Mei 2025 / 12:42 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya 4,91% di Kuartal I-2025
ILUSTRASI. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,91% pada kuartal I-2025


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh di bawah 5% pada kuartal I 2025. Hal tersebut imbas dari tekanan domestik maupun eksternal.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 hanya akan 4,91% year on year. Proyeksi tersebut turun dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2024 yang capai 5,11%.

“Sejalan dengan data makroekonomi, survei pelaku usaha dan konsumen, serta indikator sektor riil yang menunjukkan tekanan domestik maupun eksternal,” tutur Josua kepada Kontan, Jumat (2/5).

Adapun, bila dilihat berdasarkan pengeluarannya, konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama perekonomian pada kuartal I 2025 diperkirakan hanya akan tumbuh 4,50%. Lagi-lagi, proyeksi itu juga melambat bila dibandingkan dengan realisasi konsumsi rumah tangga yang naik 4,91% di kuartal I-2024.

Josua bilang, konsumsi rumah tangga masih terjaga didorong oleh masih optimisme konsumen  terlihat dari Indeks Kepercayaan Konsumen Maret 2025 di  level 121,1, meski menurun dibanding Februari 2025 yang mencapai 126,4.

Baca Juga: IMF dan Bank Dunia Poyeksi Ekonomi RI Tumbuh 4,7% pada 2025, Begini Respons Istana

Sementara itu, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berada di atas 100 menandakan keyakinan masyarakat masih optimistis.

Namun menurutnya, pelemahan indeks pendapatan dan pembelian barang tahan lama, terutama dari kelompok pendapatan menengah bawah, mengindikasikan tekanan daya beli tetap ada.

Survei Penjualan Eceran juga menunjukkan bahwa pertumbuhan tahunan yang masih rendah di beberapa kota utama seperti Jakarta mengalami kontraksi 12,4% yoy) dan Bandung kontraksi 6,3% yoy.

Dari sisi dorongan belanja pemerintah juga diperkirakan tidak begitu kuat mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025. Lantaran, belanja pemerintah pada kuartal I-2025 diperkirakan kontraksi 2,88% yoy terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berbanding terbalik dengan lonjakan sebesar 20,44% pada kuartal I 2024.

“Ini tercermin dalam realisasi APBN hingga Maret 2025 yang mencapai 17,1% dari pagu belanja tahunan,” ungkapnya.

Josua membeberkan,  masih relatif rendahnya penyerapan belanja negara ini turut menjadi faktor pelemahan agregat permintaan dan aktivitas sektor publik, meskipun pemerintah mencatat surplus keseimbangan primer sebesar Rp 17,5 triliun.

Baca Juga: Indonesia Perlu Disiplin Fiskal Demi Jaga Pertumbuhan Ekonomi

Selanjutnya, investasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diperkirakan tumbuh 3,11% yoy, relatif stabil, ditopang oleh realisasi investasi riil yang meningkat 15,9% yoy pada kuartal I 2025 menjadi Rp 465,2 triliun.

Meski demikian, Josua menambahkan, secara kuartalan, pertumbuhan investasi diperkirakan terkontraksi 6,50%, mengindikasikan kehati-hatian investor, terutama dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA) yang tumbuh lebih lambat sebesar 12,7% yoy, dibanding Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN sebesar 19,1% yoy.

“Faktor eksternal seperti tarif dagang AS dan ketegangan geopolitik menjadi risiko penahan ekspansi lebih lanjut, sekalipun sektor hilirisasi logam dasar masih aktif menarik investasi,” jelasnya.

Selanjutnya, dari sisi ekspor barang dan jasa diperkirakan tumbuh kuat 9,52% yoy, melanjutkan tren positif berkat hilirisasi dan ekspor manufaktur bernilai tambah. Namun, Jisua menyebut kinerja impor juga naik 5,07% yoy, mencerminkan permintaan domestik yang belum pulih sepenuhnya.

“Pertumbuhan kuartal I2025 sebesar 4,91% mencerminkan kombinasi dari konsumsi yang masih solid namun melemah, belanja pemerintah yang tertahan, serta investasi dan ekspor yang belum sepenuhnya pulih akibat tekanan global,” tambahnya.

Baca Juga: Realisasi Belanja Negara Minim, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Tak Sampai 5%

Ia membeberkan, ketidakpastian eksternal, khususnya tarif dagang AS dan prospek perlambatan global, menambah risiko terhadap outlook jangka pendek. Dalam konteks ini, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan permintaan domestik di kuartal-kuartal berikutnya.

Selanjutnya: MMS Group Berkomitmen Menekan Emisi Karbon

Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank OCBC NISP di Bulan Mei 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×